JAKARTA, WB – Disela-sela kunjungannya ke Amerika Serikat Presiden Joko Widodo menyempatkan bertemu dengan Diaspora Indonesia di Auditorium Palaces Art Fine, San Fransisco, AS. Jokowi yang dikenal merakyat ini dihadapan 800 diaspora mengatakan pergi ke negeri Paman Sam tersebut begitu jauh.
“Setahun dua kali saya ke Amerika Serikat, jauh banget,” ujar Jokowi seperti dikutip dari laman Setkab.go.id, Jakarta, Kamis (18/2).
Presiden mengemukakan, di awal-awal pemerintahannya tahun 2015, ia sudah harus berhadapan dengan krisis Yunani. Dilakukan antisipasi timbul devaluasi mata uang Yuan.
Belum selesai dilakukan antisipasi, timbul masalah baru penguatan suku bunga di AS (the Fed), berikutnya masalah baru muncul harga minyak dunia merosot di bawah 30 dolar AS.
“Dunia memang seperti itu, kita dihadapkan pada situasi-situasi eksternal,” tutur Jokowi. Bahkan, tahun 2015 itu bisa disebut pemerintah pontang-panting hadapi masalah tersebut.
Namun Presiden Jokowi bisa bernafas lega, negara lain pertumbuhan ekonominya turun 1-3 persen seperti Rusua, bahkan minus seperti Brasil, Indonesia tidak seperti itu.
“Kita dari 5 persen, turun 4,5% (kuartal I), 4,7% (kuartal II), dan kemarin sudah 5,4%,” tandasnya. []