JAKARTA, WB – Titik api atau hotspot kebakaran hutan dan lahan (karlahut) di Sumatera dan Kalimantan terus bertambah. Keadaan ini membuat Presiden Jokowi bertindak tegas siapa pelaku kebakaran hutan dan lahan. Bahkan, tak ada toleran bagi pembakar hutan terutama perusahaan-perusahaan yang membakar lahan sehingga menyebabkan kabut asap di enam provinsi.
“Sudah saya perintahkan ke Kapolri untuk ditindak setegas-tegasnya, sekeras-kerasnya untuk perusahaan yang tidak mematuhi,” kata Presiden beberapa waktu lalu.
Dikatakan titik api terbanyak di Sumatera Selatan jumlahnya menurun dari 321 menjadi 129 titik. “Tahun lalu 8.000 ha hutan yang terbakar, sekarang 1.000 ha lebih sedikit,” papar dia.
Menurut Jokowi tindakan yang terbaik adalah tindakan preventif seperti yang pernah disampaikan kepada seluruh kementerian lembaga, TNI/Polri. Karena itu, Presiden meminta agar dibuat sistem di mana pemilik lahan memiliki kewajiban untuk mencegah, supaya kebakaran tidak terus berulang.
Peelu diketahui titik api di Sumatera dan Kalimantan hingga kini tak kunjung padam. Bahkan, asap masih mengepung banyak daerah. Jarak pandang di Pekanbaru beberapa waktu lalu hanya 1 km, Rengat 1 km, Pelalawan 2 km, Jambi 400 meter, dan Pontianak 200 meter.
Permasalahan tersebut dikabarkan menjadi penyebab digantinya Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Mayor Jenderal (Purn) Syamsul Maarif. Posisi ini digantikan Laksamana Dua (Laksda) Willem Rampangilei.
Syamsul menjabat sebagai Kepala BNPB sejak tahun 2008. Purnawirawan TNI Angkatan Darat dengan pangkat mayor jenderal. Sementara pengganti Syamsul, yakni Willem Rampangilei seorang perwira TNI Angkatan Laut. Dia juga sebelumnya merupakan Komandan Lantamal VIII Manado serta Kepala Dinas Hidrografi dan Oseanografi (Kadishidros) Mabes AL di Jakarta.
Sementara untuk pelantikan dipimpin langsung Presiden Joko Widodo di Istana Negara. Presiden memilih Deputi bidang Lingkungan Hidup dan Kerawanan Sosial di Kementerian Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan tersebut dasar pertimbangan kompetensi dan pengalaman di bidang tersebut. []