JAKARTA, WB – Lembaga penyiaran di Indonesia saat ini dinilai hanya mengutamakan mengejar rating dengan menonjolkan sensasi. Dengan begitu, masyarakat mudah terjebak pada sensasi tersebut kemudian jauh dari tatakrama, sopan-santun, norma hukum, dan ketatanegaraan, serta disiplin.
Demikian imbauan Presiden Joko Widodo saat membuka rapat pimpinan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) di Istana Negara seperti dilansir dari laman Setkab.go.id.
Jokowi juga mengajak KPI untuk memusatkan perhatian pada pengawasan program siaran sehingga lembaga penyiaran tidak menyimpang dari regulasi dan aturan yang ada.
Pada kesempatan tersebut dihadapan Menkominfo Rudiantara, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, dan Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki menceritakan saat bertemu dengan Ketua KPI Judhariksawan dan kalangan media penyiaran untuk membahas rating. Ternyata, sambung Jokowi rating itu penting sekali bagi industri penyiaran kita.
“Saat itu kita berbicara lebih dari satu setengah jam mengenai ini ya, . Isi pertemuan itu sangat bagus sekali . Semua mempunyai semangat yang sama bahwa kualitas konten kualitas program sepakat untuk diperbaiki bersama,” papar Presiden Jokowi.
Untuk itu, Jokowi mengimbau kepada KPI untuk menyelesaikan penyusunan pedoman penyiaran demi meningkatkan mutu program siaran.
“Konten siaran seyogyanyalah bersifat mendidik pola pikir untuk membangun tatakram dan kultur yang baik,” tandas Jokowi. []