JAKARTA, WB – Pada tanggal 25-28 Oktober 2015 dijadwalkan Presiden Joko Widodo akan berkunjung ke Amerika Serikat untuk memenuhi undangan Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama.
Dikatakan Analis Intelijen Marsda TNI (Pur) Prayitno Ramelan kedua pemimpin akan membahas bagaimana meningkatkan kerjasama pertahanan dan keamanan, strategi maritim, dan energi. Selain itu, pertemuan bilateral ini juga akan membahas cara-cara terbaik agar Indonesia menjadi pilihan tujuan investasi bagi pengusaha AS.
“Presiden Widodo berencana untuk mengadakan pertemuan dengan pebisnis di Amerika Serikat, yang bisa memainkan peran yang kuat dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Kemungkinan masalah atau soal perpanjangan izin Freeport akan muncul dalam pertemuan ini,” kata Prayitno.
Menurut Prayitno protokol kunjungan Jokowi ke AS akan mencakup pertemuan bilateral dengan Presiden Barack Obama di Gedung Putih pada tanggal 26 Oktober 2015, pertemuan dengan tokoh-tokoh senior pemerintah dan Kongres AS, serta tokoh dan pimpinan bisnis di Washington DC pada 26 hingga 27 Oktober 2015.
Keesokan harinya, Presiden Jokowi akan mengunjungi San Francisco untuk mengadakan pertemuan dengan masyarakat bisnis dan para pemimpin universitas di AS.
“Para pengamat berpendapat bahwa, sebagai negara demokrasi terbesar ketiga di dunia dan salah satu yang paling beragam etnis negara dengan penduduk muslim terbesar, Indonesia telah mempunyai suara yang kuat dan kini menjadi model untuk toleransi, moderasi dan inklusivitas di kawasan Asia Tenggara dan dunia. Diharapkan pada pertemuan nanti akan sangat bermanfaat bagi Indonesia dan dapat membantu pencapaian tujuan peningkatan pertumbuhan serta stabilisasi ekonomi serta upaya percepatan pembangunan infrastruktur,” paparnya.
Pemerintahan Jokowi telah menetapkan target infrastruktur yang akan selesai pada 2019, dimana 24 pelabuhan, 15 bandara, pembangkit listrik dengan kapasitas 35.000 Megawatt dan sembilan juta hektar lahan pertanian akan dikembangkan. Khusus dalam pertemuan dengan Presiden Barack Obama pada hari Senin akan dibahas isu-isu regional yang lebih luas, seperti sengketa teritorial di Laut China Selatan, serta topik global agenda PBB mendatang, yaitu tentang perubahan iklim dalam KTT di Paris pada bulan Desember 2015.
“Selain itu kedua kepala negara itu akan membahas lebih spesifik masalah-masalah kepentingan bersama dan tantangan global, termasuk memromosikan toleransi beragama, Islam moderat dalam melawan radikalisme dan ekstremisme yang terus melakukan kekerasan. Area isu penting lainnya akan mencakup bagaimana meningkatkan kerjasama pertahanan dan keamanan, strategi maritim, dan energi,” kata dia.
“Bagian penting lainnya, kedua pemimpin juga akan membahas cara-cara terbaik agar Indonesia menjadi pilihan tujuan investasi bagi pengusaha AS. Presiden Widodo berencana untuk mengadakan pertemuan dengan pebisnis di Amerika Serikat, yang bisa memainkan peran yang kuat dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Kemungkinan masalah atau soal perpanjangan ijin Freeport akan muncul dalam pertemuan ini,” imbuh dia. []