ROMA, WB – Setelah Yunani, yang mengalami kebangkrutan, Italia dikabarkan akan segera menyusul.
Dalam tulisannya di situs deutsche welle, Megan Williams, memaparkan kemungkinan Italia akan bernasib sama dengan Yunani. Beberapa tahun lalu Italia tercekik utang luar biasa besar, stagnasi ekonomi, dan ketidak-mampuan memangkas lemak di sektor publik. Italia nyaris tenggelam ke dalam depresi, yang mengancam seluruh Eropa.
Banyak orang memperkirakan Italia akan segera terjerumus ke dalam kebangkrutan, tapi investor yakin akan ada perubahan haluan. Hari ini, negara dengan perekonomian terbesar ketiga di zona Euro itu masih jongkok dan tidak yakin akan masa depannya.
Namun Italia yang optimistis melihat terjadi perbaikan ekonomi. Beberapa usaha, misalnya, melewati masa krisis tanpa merumahkan pekerja. Produk industri naik tiga persen pada kuartal pertama tahun ini karena sektor permesinan menggeliat lagi.
PM Matteo Renzi memuji kenaikan ini sebagai bukti pemotongan pajak investasi, bonus pajak bulanan sebesar 80 euro untuk warga berpenghasilan rendah, dan pemotongan pajak penghasilan pegawai negeri, bekerja dengan baik.
Renzi juga mengumumkan pengangguran turun, dan kontrak kerja jangka panjang meningkat. Namun banyak pengamat mengatakan itu semua adalah political spin.
Kontrak-kontrak jangka panjang tidak menyediakan pekerjaan baru, tapi memaksa orang mengubah jenis kontrak agar bisa bekerja.
Pekan ini dia mengumumkan pemotongan pajak senilai 50 miliar euro selama lima tahun ke depan, termasuk penghapusan pajak properti secara luas. Namun, satu hal yang harus diingat adalah utang Italia terus membengkak, dan kini menjadi 130 persen dari output nasional, kedua terbesar setelah Yunani.[]