WARTABUANA – Sudah menjadi sesuatu yang lumrah jika artis atau selebritis melirik dan dilirik masuk jalur politik. Mereka diterima sebagai wakil rakyat, bahkan duduk dikursi birokrasi melalui Pilkada. Ada yang sukses, namun ada juga yang gagal.
Sebelum Pilkada Serentak digelar, ada belasan artis yang namanya sempat muncul dalam bursa pertarungan Pilkada Serentak 2015, mereka adalah Ahmad Dhani, Arzetti Bilbina, Desi Ratnasari, Evi Tamala, Helmi Yahya, Hengky Kurniawan, Jamal Mirdad, Maya Rumantir, Pasha “Ungu”, Tere, Tommy Kurniawan, Zumi Zola dan Emil Dardak, suami Arumi Bachsin.
Menjelang akhir seleksi, hanya ada 6 nama yang resmi menjadi kontestan Pilkada sereta, baik sebagai calon nomor satu atau wakilnya. Mereka antara lain Zumi Zola (Pilkada Provinsi Jambi), Pasha Ungu (Pilkada Kota Palu), Helmi Yahya (Pilkada Kabupaten Ogan Ilir), Miing Bagito (Pilkada Kabupaten Karawang), dan Emil Elestianto Dardak (Pilkada Kabupaten Trenggalek), dan Maya Rumantir (Pilkada Provinsi Sulawesi Utara).
Zumi Zola maju menjadi calon Gubernur Jambi setelah mengundurkan diri dari jabatan Bupati Tanjung Jabung Timur. Ia berpasangan dengan wakil gubernur Jambi petahana, Fachrori Umar yang didukung PAN, Partai Nasdem, Partai Hanura, PKB dan PBB.
Sigit Purnomo Syamsuddin Said alias Pasha “Ungu” menjadi calon wakil wali kota Palu, Sulawesi Tengah. Ia mendampingi birokrat, Kepala Badan Kepegawaian Daerah Sulawesi Tengah Hidayat. Keduanya mendapat dukungan dari PAN dan PKB.
Helmi Yahya maju pilkada setelah berpasangan dengan Muchendi Mahzareki dalam Pilkada Kabupaten Ogan Ilir, Sumatera Selatan. Keduanya diusung PAN, PKB, PBB, Partai Gerindra, Partai Nasdem dan Partai Demokrat.
Sebelumnya, Helmy memang pernah maju menjadi calon Wakil Gubernur Sumatera Selatan dan Bupati Ogan Ilir, masing-masing pada 2008 dan 2010. Dalam kedua kesempatan tersebut, ia belum berhasil terpilih.
Tubagus Dedi Suwandi Gumelar alias Miing maju sebagai calon wakil bupati Karawang dan digandengkan dengan H. Akhmad Marjuki. Pasangan ini mendapat dukungan dari PDI-P, Hanura dan PBB. Pria 57 tahunini pernah duduk sebagai anggota DPR periode 2009-2014 dari PDI Perjuangan ini pernah pertaru ikut Pilkada Tangerang tahun 2012, tapi gagal.
Suami artis sinetron Arumi Bachsin, Emil Elestianto bertarung sebagai bupati Trenggalek, Jawa Timur. Ia berpasangan dengan Muhammad Nur Arifin dan diusung sejumlah partai yaitu PDI-P, Demokrat, Gerindra, PAN, dan Golkar. Emil juga dikenal dengan sebutan Emil Dardak karena anak dari Hermanto Dardak, mantan Wakil Menteri Pekerjaan Umum.
Maya Olivia Rumantir atau lebih kondang disapa Maya Rumantir bertarung di Provinsi Sulawesi Utara berpasangan dengan Glenny Kairupan diusung Partai Gerindra dan Partai Demokrat. Maya Cukup lama meninggalkan dunia hiburan. Sementara Glenny adalah Ketua Dewan Pengurus Daerah Partai Gerindra Sulawesi Utara yang juga purnawirawan TNI bintang dua.
Hasil sementara berdasarkan hitungan cepat berbagai lembaga survei, beberapa artis itu berhasil unggul. Semisal Zumi Zola yang melenggang ke pucuk pimpinan Provinsi Jambi. Berdasarkan perhitungan cepat Lembaga Survei Indonesia (LSI), Zumi Zola memperoleh suara sebanyak 59,48 persen.
Dalam hitung cepat LSI juga, Pasha “Ungu” unggul sementara dalam pilkada Kota Palu dengan total suara hingga 37,85 persen. Pasangan Hidayat dan Pasha “Ungu” mengalahkan suara rivalnya, yakni pasangan Hadiyanto Rasyid dan Wiwik Jumatul Rofiah, pasangan Habsa Yanti Panulele dan Thamrin, serta pasangan Andi Mulhanan Tambolotutu dan Tahmidy Lasahido.
Pasangan Calon Bupati Emil Elestianto Dardak-Mochamad Nur Arifin menang telak versi hitung cepat sementara, dengan komposisi perolehan suara 70 persen berbanding 30 persen untuk pasangan kompetitornya, Kholiq-Priyo Handoko.
Ada pula yang harus menelan pil pahit di pilkada kali ini. Misalnya, Helmi Yahya yang belum mampu menang dengan perolehan 43,05 % suara. Lalu ada Miing yang juga gagal di Karawang, ia hanya mendapat 18,6%. Kemudian ada Maya Rumantir dengan pasangannya hanya mendapatkan 17,25 persen.
Sementara itu, menurut pengamat lembaga survei politik Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) Djayadi Hanan, fenomena artis di Pilkada merupakan hal yang wajar. Di tengah kegagalan partai politik menjalankan fungsinya, memajukan calon kepala daerah artis dapat dijadikan “jalan pintas” untuk memenangkan pilkada.
“Untuk bisa dipilih dalam pilkada itu harus dikenal. Biasanya yang terkenal itu incumbent atau tokoh lain di luar itu yang secara sistematis mengenalkan diri. Tapi ini mahal dan memerlukan waktu,” kata Djayadi.
“Maka memajukan calon yang sudah terkenal karena artis, ya bisa disebut sebagai jalan pintas. Padahal mestinya yang melakukan pengenalan potensi kepala daerah. ya partai politik. Mereka jangan hanya bekerja menjelang pilkada,” ujarnya. []