JAKARTA, WB – Setiap harinya kita merasakan menguap entah itu menahan rasa kantuk ataupun tidak. Ketika kita menguap orang lain pun ikut menguap begitu juga sebaliknya. Jangankan melihat yang lain menguap membaca tulisan ini pun turut menguap. Bingung kan mengapa hal tersebut bisa terjadi berikut ulasannya yang berhasil dihimpun Wartabuana.com.
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa ikut menguap ketika orang lain sedang menguap adalah tanda empati dan merupakan bentuk ikatan sosial. Sebab, penularan emosi tampaknya telah menjadi insting utama yang mengikat seseorang dengan yang lainnya, sehingga tampaknya menguap mungkin juga merupakan bagian dari hal tersebut.
Seperti kita akan ikut tertawa dan menangis ketika sahabat kita melakukannya, menguap juga menular dengan cara yang serupa. Para ilmuwan telah berteori bahwa menguap yang menular adalah pengalaman bersama yang akan meningkatkan ikatan sosial. Secara khusus, dapat menyebarkan dan saling berbagi rasa stres atau rasa tenang pada suatu kelompok.
Studi ini juga menemukan bahwa anak-anak tidak mengembangkan perilaku ini (ikut menguap ketika melihat orang lain menguap) sampai mereka berusia sekitar empat tahun. Sedangkan anak-anak dengan autisme hanya memiliki kemungkinan 50% untuk dapat menunjukkan prilaku ini dibanding dengan mereka yang normal, bahkan dalam kasus yang paling parah, mereka tidak pernah melakukannya. Oleh karena itu, kini menguap juga dapat membantu dokter dalam mendiagnosa gangguan perkembangan pada anak. []