JAKARTA, WB – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menunjuk Faisal Basri sebagai Ketua Tim Reformasi Tata Kelola Minyak dan Gas Bumi untuk memberi rekomendasi kepada Kementerian dalam pengelolaan minyak dan gas bumi.
“Kemarin sudah saya jelaskan bahwa ini persoalan sistem, karena itu yang harus kita perbaiki sistemnya. Perbaiki leadershipnya, perbaiki tata cara dalam mengurus izin dan segala macam. Kemudian mendorong transparansi, supaya masyarakat tahu apa yang dikerjakan. Detailnya Mas Faisal sedang bekerja, nanti pada waktunya kita akan beritakan ke masyarakat,” kata Menteri ESDM, Sudirman Said dii Hotel Dharmawangsa, Jakarta Selatan, Senin (17/11/2014).
Menurutnya, dalam penunjukkan Faisal bukanlah sembarangan. Ia melihat Faisal merupakan sosok pejuang dan orang hebat.
“Dia (Faisal) seorang pejuang, seorang fighter, orang yang terus menerus memikirkan masalah bangsa, dan orang yang jujur, tidak punya agenda-agenda pribadi. Kita berharap banyak sama beliau,” ucapnya.
Penunjukkan Faisal ini disinyalir pencopotan Edy Hermantoro dari jabatannya sebagai Direktur Jenderal (Dirjen) Minyak dan Gas Bumi (Migas) saat ia baru seminggu menjabat. Pasalnya, lanjut Sudirman, pencopotan Edy karena dianggap sebagai penghambat di jajaran kementerian yang ia pimpin.
“Bukan saya copot tapi saya minta beliau untuk mengundurkan diri. Alasannya karena banyak sekali proyek-proyek migas yang terlambat dan penjelasannya tak masuk akal,” tuturnya.
Selain itu, pencopotan Edy atas adanya laporan Unit Kerja Presiden bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4). Dia mengaku telah menerima laporan dari UKP4 yang menyebutkan banyak program nasional yang dikerjakan terhambat pada instansi di bawah Edy Hermantoro.
“Saya juga mendapat laporan dari UKP4 rapornya merah. Ini adalah upaya mengurangi sumbatan, supaya hal tertunda bisa diselesaikan,” ucapnya.
Soal mafia migas, ia juga bertekad akan memberantasnya dari hulu ke hilir dengan dukungan Presiden Joko Widodo. “Saya bersyukur Presiden mendukung upaya memberantas mafia migas. Saya katakan bahwa sehebat apapun menteri, tak akan bisa bekerja tanpa dukungan penuh dari Presiden,” tutur Sudirman. []