JAKARTA, WB – Ditengah gencarnya wacana Partai Demokrat menjodohkan Jusuf Kalla dengan Ketua Kogasma Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), ditanggapi langsung pihak pria yang kerap disapa JK itu.
JK dikabarkan sudah menolak tawaran Partai Demokrat untuk bersanding bersama AHY. Hal tersebut disampaikan Ketua Dewan Penasihat Wakil Presiden Jusuf Kalla, Sofjan Wanandi. Dia mengatakan, JK sudah menyampaikan langsung kepada Partai Demokrat.
“Dia (JK) sudah tolak, dia enggak mau, sudah kasih tahu ke Demokrat dia tidak lagi,” kata Sofjan di Kantor Wakil Presiden, belum lama ini.
Mantan Ketua Umum Partai Golkar itu tidak melarang Partai Demokrat melakukan manuver menjodohkannya dengan AHY. Namun, kata Sofjan, JK tegas menolak.
“Manuver-manuver itu hak kan, kita tidak bisa bilang apa-apa, sudah kita kasih tahu juga Pak JK sudah kasih tahu langsung,” jelas Sofjan.
Dia menjelaskan alasan JK tidak mau maju di Pilpres lantaran ingin menikmati masa tua. JK juga sudah menyatakan dukungannya kepada Joko Widodo untuk kembali maju di Pilpres 2019.
“Dia mau pensiun aja. Dia bilang, pasti bantu Pak Jokowi lah jadi apa pun dia enggak peduli,” kata Sofjan.
Diketahui dalam beberapa hari terakhir beredar gambar poster duet Jusuf Kalla (JK) dan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang dikaitkan dengan isu Pilpres 2019. Gambar ini diedarkan elite Partai Demokrat. Kemunculan poster itu dikaitkan dengan silaturahmi JK ke kediaman Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Muncul spekulasi silaturahmi itu bagian dari agenda politik.
Imelda menyampaikan, pertemuan JK dan SBY beberapa waktu lalu merupakan silaturahmi biasa. Namun banyak yang mengasumsikan pertemuan itu upaya menjodohkan JK dengan AHY sebagai pasangan capres dan cawapres.
Imelda menjelaskan, wacana duet JK-AHY telah lama didengungkan kader Demokrat. Pada akhir Juni lalu ada pertemuan kader Demokrat dan dilakukan polling para pengurus inti. Hasil polling menunjukkan jika ada tiga koalisi, mereka memilih bergabung dengan koalisi ketiga atau poros ketiga.
“Dan kebanyakan mereka menuliskan nama JK-AHY dan ini bukan keputusan Majelis Tinggi Partai. Keputusan majelis tinggi partai akan disampaikan menjelang pendaftaran Pilpres Agustus nanti,” jelasnya.
Menurutnya, perpaduan JK-AHY sangat ideal. JK dinilai multitalenta dan berhasil menjadi wapres SBY selama lima tahun. Keduanya berhasil mengatasi konflik di tahun 2003 2004, bersama-sama rekonsiliasi Aceh. Sedangkan AHY memiliki pengetahuan bidang militer dan administrasi serta memiliki konsentrasi di bidang ekonomi kreatif untuk mencuri perhatian kaum milenial atau pemilih pemula.[]