WARTABUANA – Sebuah tim riset internasional pada Kamis (4/3) mengumumkan mereka telah menemukan sebuah situs dengan lebih dari 900 fosil jejak dinosaurus dan mencakup area seluas 9.000 meter persegi, situs jejak dinosaurus terluas yang pernah ditemukan di China.
Situs jejak dinosaurus ini terletak di sebuah tambang tembaga di wilayah Zhaojue, Provinsi Sichuan, China barat daya.
Dari 2017 hingga 2019, pakar paleontologi dari China, Amerika Serikat, dan Jerman melalui kerja lapangan atau menggunakan teknologi drone mengenali setidaknya 933 jejak dinosaurus yang berusia 100 juta tahun di situs tersebut, termasuk jalur jejak sauropod dan ornithopod terpanjang yang pernah tercatat di China, masing-masing sepanjang 80 meter dan 52 meter.
Para ilmuwan meyakini bahwa jejak tersebut dibuat oleh 68 ekor dinosaurus. Jejak paralel ornithopod juga ditemukan di situs itu. Ini mengindikasikan bahwa ornithopod, yang sebelumnya diperkirakan sebagai hewan penyendiri, ternyata hidup secara berkelompok.
Para ilmuwan juga menemukan tiga situs jejak dinosaurus yang lebih kecil namun penting. Ketiga situs kecil tersebut ditemukan di dekat situs luas sejak 1990-an, sehingga mengimbuh jumlah jejak yang bisa dikenali di Zhaojue menjadi 1.928.
Temuan ini telah dipublikasikan dalam jurnal internasional Geoscience Frontiers pada akhir Februari lalu.
“Kumpulan jejak dinosaurus yang begitu beragam menjadi sampel yang luar biasa untuk mempelajari fauna dinosaurus era Cretaceous di area ini,” tutur Xing Lida, penulis utama sekaligus peneliti dari Universitas Ilmu Bumi China.
Xing juga menyampaikan bahwa kegiatan penambangan telah memicu penemuan rekor-rekor baru, tetapi juga menyebabkan sejumlah kerusakan di situs tersebut. Timnya pernah mencoba mendokumentasikan potongan-potongan yang tersisa setelah perusahaan tambang setempat merusak sebuah situs.
“Situs-situs di Zhaojue memberikan contoh yang bagus tentang situs jejak dinosaurus yang membutuhkan penelitian dan pemantauan jangka panjang guna mendapatkan sebanyak mungkin data sebelum bukti hilang,” kata Xing.
Dalam penelitian ini, para ilmuwan mendesak peningkatan upaya pemerintah untuk melindungi situs, karena jejak dinosaurus merupakan “catatan berharga dari alam.” [Xinhua]