JAKARTA, WB – Kelompok yang menamakan Islamic State of Iraq and Syria atau biasa disebut ISIS memang kian mengkhawatirkan, apalagi garis keras dan pemberontak yang menyimpang dari ajaran Muslim ini sudah merembet di Indonesia.
Untuk itu, DPD KNPI Provinsi Jakarta Badko HMI Jabodetabeka-Banten bersama beberapa Universitas seperti UIN Syarif Hidayatullah, Univ Islam Assafiyah, Univ Islam Attahiriyah, Univ Islam Jakarta, Univ Buya Hamka (Uhamka), Univ Islam 45 Bekasi, STIE Swadaya, STIE BANK, dan Univ Bung Karno, serta dihadiri oleh Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Mabes Polri Brigadir Jenderal (Pol) Boy Rafli Amar melakukan diskusi deklarasi anti ISIS.
Ketua DPD KNPI Prov DKI Jakarta, Dody Rahmado Amar mengatakan jika perkembangan ISIS ini sudah sangat mengkhawatirkan rakyat Indonesia, terlebih bisa mempecahbelah paham ideologi Pancasila.
“Ini sudah sangat mengkhawatirkan dan membutuhkan respon yang tepat dan cepat terkait pembiaran terhadap kampanye yang sangat massif oleh para pendukung ISIS di Indonesia,” kata Dody di Gedung KNPI, Rawamangun, Jakarta Timur, Kamis (30/10/2014).
Dody menjelaskan jika paham ideologi ISIS yang anti-dialog dan mengembangkan sudut pandang islamisme sempit, sangatlah bertentangan dengan cita-cita dan ideal bangsa Indonesia.
“Sebaliknya ISIS menghadirkan konsep homogenisasi kebangsaan melalui islamisme. Jika di Indonesia yang jadi ikatan pemersatu kredo kebangsaan adalah Pancasila, maka ISIS memimpikan Islam sebagai pengikat kebangsaan,” tuturnya.
Sementara itu Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Mabes Polri Brigadir Jenderal (Pol) Boy Rafli Amar mengatakan jika para generasi bangsa Indonesia haruslah memahami dasar Pancasila sebagai idiologi pemersatu bangsa.
“Bagaimana eksistensi ISIS itu jangan sampai merugikan bangsa, merusak dan ikut-ikutan dengan gaya ISIS yang ada di Irak. Apalagi kekerasan yang dilakukan oleh ISIS yang tersebar di youtube bisa mengadopsi dan merusak generasi bangsa dan tidak sejalan dengan ajaran agama,” kata Boy.
Untuk itu, Boy berharap agar para pemuda-pemudi di Indonesia tidak langsung menelan mentah-mentah pada sesuatu yang mencurigakan, apalagi dengan hal yang baru. “Kita berharap ini tidak terjadi lagi di Indonesia. Buat apa mati sia-sia untuk negara lain?” ucapnya.
Jenderal Bintang Satu ini mengatakan, untuk bisa menjaga tameng pribadi masing-masing, para penerus bangsa harus memahami ajaran agama, serta mengetahui sejarah berdirinya bangsa Indonesia.
“Yang terpenting itu mengetahui sejara Indonesia, mulai dari terbentuknya hingga jadi negara yang utuh. Apalagi kemarin bangsa indonesia baru merayakan hari Sumpah Pemuda dan ini haruslah jadi tekat semangat keinginan bersatu,” papar Boy. []