JAKARTA, WB – Adanya server data kependudukan e-KTP yang ternyata berada di India, memunculkan kekhawatiran jika kerahasiaan negara sudah bocor. Apalagi hologram e-KTP tersebut rupanya bisa dibuat di Perancis dan di Tiongkok.
Menurut pengamat intelijen, Susaningtyas Kertopati, server pembuatan e-KTP di luar negeri akan sangat mempengaruhi sistem keamanan dan pertahanan di Indonesia, terutama mengenai data-data penduduk Indonesia yang dapat dengan mudah diakses oleh pihak lain.
“Seyogyanya server itu harusnya hanya ada di dalam negeri. Mungkin kita belum punya teknologinya, namun hal itu harus mulai diarahkan ke situ. Apalagi ini bisa jadi ancaman jika benar server dan password IT ada di luar negeri,” kata wanita yang akrab disapa Nuning ini kepada Wartabuana.com melalui pesan singkat BBM, Selasa (17/11/2014).
Nuning berpendapat, pemerintah dalam hal ini Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) seharusnya turut melibatkan lembaga lain yang bisa diandalkan dalam pembuatan program e-KTP tersebut. “Pembuatan e-KTP itu bisa melibatkan Lembaga Sandi Negara (Lemsaneg),” tuturnya.
Namun baginya, Indonesia tak perlu khawatir kalau memang benar server tersebut berada di luar negeri. Sebab katanya, yang terpenting adalah kunci sistem tersebut dipegang oleh pemerintah Indonesia.
“Yang terpenting Indonesia harus memegang kunci sistem data itu. Jika tidak, itu sangat berbahaya sekali,” ucap politisi Partai Hanura tersebut. []