WARTABUANA – Tak seperti dulu yang semrawut, kini stasiun-stasiun kereta api di Jakarta sudah lebih tertib. Para pedagang yang dulunya sering menjajakan dagangannya di dalam stasiun sudah tak tampak lagi.
Namun tetap saja, kebijakan yang dilakukan oleh pihak PT KAI beberapa waktu lalu menyisahkan duka bagi para pedagang asongan yang biasa beroprasi di sudut-sudut stasiun, maupun di dalam setiap gerbong.
Salah satu korban penertiban ini adalah ibu Sumarno. Ia mengaku penghasilan yang dia dapatkann selama berdagang di dalam stasiun lebih besar ketimbang di luar stasiun.
“Beda jauh mas penghasilan ibu. Dulu sehari bisa sampai 400 ribu. Sekarang bisa setengahnya,” kata ibu 4 anak ini saat ditemui Wartabuana.com di luar stasiun Manggarai,” Kamis (16/10/2014).
Ya, wanita 40 tahun ini sebelumnya menjajakan berbagai makananan di di dalam stasiun. Kini ia berlahi menjual kopi seduh dan beberapa jenis rokok seperti warung klontong.
“Sekarang ibu jualan di trotoar mas. Ya menetap di sini aja tidak keliling seperti dulu,” tuturnya.
Meski sudah menetap di trotoar stasiun Manggarai, namun ada saja yang jadi penghalang ibu Sumarno untuk menyambung hidupnya. “Belum lagi adanya pemalakan dan penertiban dari Satpol PP mas,” katanya.
Lebih lanjut, kini ibu Sumarno yang sudah berjualan hampir 8 tahun tersebut masih tetap berharap agar pemerintah baru di bawah kepemimpinan Jokowi-JK lebih mau mengutamakan kaum marjinal.
“Ibu sih maunya pak Jokowi memberi perhatian lebih kepada warga kecil seperti ibu ini agar kita bisa hidup lebih layak lagi,” harapnya.[]