JAKARTA, WB – Meningkatnya persaingan dibidang jasa ojek online, Gojek siap mengembangkan startup Indonesia yang kedepannya akan menggeser pembayaran tunai.
Gojek didukung Sequoia Capital, KKR & Co dan Warburg Pincus, segera meluncurkan teknologi pada April lalu untuk membuat pelanggan membayar layanan melalui pembayaran digital, dan bukan lagi dengan uang tunai. Sejak itu, layanan Go-Pay berkembang dan mencapai lebih dari 50 persen transaksi perusahaan.
“Kami belum pernah melihat adopsi pasar seperti Go-Pay,” ujar CEO Go-Jek Nadiem Makarim yang juga mantan konsultan McKinsey & Co yang ikut mendirikan Gojek di Jakarta pada 2010 seperti diberitakan Bloomberg, Rabu (11/1/2017).
Ia mencatat, pembayaran digital sebagai strategi dalam kompetisi dan membangun bisnis yang berpotensi menguntungkan. Go-Pay terintegrasi dengan aplikasi Gojek sehingga pelanggan dapat menyimpan uang di ponsel mereka, seperti kartu debit digital.
Pelanggan dapat menambah rekening Go-Pay mereka dari rekening bank atau ATM atau jika mereka tidak memiliki rekening bank, mereka bisa membayar secara tunai atau mentransfer langsung ke rekening mereka. Layanan pembayaran sekarang dapat digunakan pada layanan Gojek termasuk pengiriman makanan.
“Di Indonesia, orang-orang sudah menggunakan aplikasi Gojek dan itu lebih mudah untuk memiliki e-wallet, sehingga tidak akan sulit untuk mengubahnya,” ujar Fransisca Widjaja, seorang analis di Macquarie Capital Securities.
Untuk mengimbangi permintaan pembayaran serta makanan dan pengiriman barang, Makarim berencana melipatgandakan jumlah tenaga kerja ahli di India sebanyak lebih dari 200 orang. Ia juga berencana melanjutkan menggaet startups berbakat setelah menggandeng empat perusahaan India pada 2016. Perusahaan ini memiliki sekitar 100 tenaga ahli di Indonesia dan sekitar 10 di Singapura, selain staf India-nya.[]