WARTABUANA – Upacara penyalaan lilin digelar di South Portico di Gedung Putih saat matahari terbenam pada Senin (22/2). Pada hari itu, jumlah warga Amerika Serikat (AS) yang meninggal akibat COVID-19 memecahkan rekor mencengangkan sebanyak 500.000 orang.
“Jumlah nyawa yang hilang akibat virus itu (di AS) lebih banyak dibanding negara-negara lain di Bumi,” kata Presiden AS Joe Biden saat memimpin upacara mengheningkan cipta dengan didampingi istrinya, Jill Biden, serta Wakil Presiden Kamala Harris dan suaminya, Douglas Emhoff.
Lilin menerangi South Portico di Gedung Putih saat matahari terbenam pada Senin (22/2), hari ketika Amerika Serikat memecahkan rekor 500.000 kematian akibat COVID-19. (Xinhua)
“Namun, seiring kita mengakui skala kematian massal ini di AS, kita (juga) mengenang setiap korban dan kehidupan yang mereka jalani,” kata sang presiden, yang sebelumnya pada hari itu memerintahkan pengibaran bendera setengah tiang di bagian atas kediaman presiden dan properti federal lainnya.
Statistik Universitas Johns Hopkins menunjukkan bahwa 500.176 warga Amerika meninggal akibat COVID-19 hingga Senin pukul 19.23 waktu setempat atau Selasa (23/2) pukul 07.23 WIB, jumlah korban meninggal yang jauh melampaui angka kematian di negara mana pun di dunia.
Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas, sekitar satu dari 670 warga Amerika meninggal akibat COVID-19. Sebagai konsekuensinya, angka harapan hidup di negara itu turun satu tahun menjadi 77,8 tahun dalam enam bulan pertama tahun 2020, menurut laporan terbaru oleh Pusat Statistik Kesehatan Nasional.
“Sebagai sebuah bangsa, kita tidak bisa menerima takdir menyedihkan semacam ini,” kata Biden.
Meskipun AS masih belum berhasil mengatasi COVID-19, terlihat ada tanda-tanda harapan. Jumlah kasus baru, rawat inap, dan kematian seluruhnya melambat dalam beberapa hari terakhir, dan kecepatan distribusi vaksin meningkat secara bertahap. Namun demikian, ketidakpastian tentang kemunculan varian-varian baru masih mengkhawatirkan, sementara beberapa galur baru bisa jadi lebih menular dan kemungkinan lebih mematikan.
“Kita akan mengingat setiap orang yang telah meninggal, kehidupan yang mereka jalani, orang terkasih yang mereka tinggalkan. Kita akan melewati semua ini, saya berjanji kepada Anda,” kata Biden sebelum memulai upacara mengheningkan cipta. [Xinhua]