Festival Film Cannes ke-78 telah dilaksanakan dari tanggal 13 – 24 Mei 2025. Aktris Perancis, Juliette Binoche, menjabat sebagai ketua tim juri untuk kompetisi utama. Sutradara film Iran, Jafar Panahi, memenangkan Palme d’Or, penghargaan utama festival tersebut, untuk film cerita/drama “It Was Just an Accident”.
Sementara Film dokumenter “Nusantara” karya Neyra Vision dari Indonesia meraih penghargaan Dokumenter Terbaik di Festival Film Cannes 2025. Hal tersebut menjadi Tonggak besar bagi capaian industri perfilman Indonesia, khususnya film dokumenter. Kemenangan film dokumenter “Nusantara” di Cannes menunjukkan kualitas dan potensi industri perfilman Indonesia yang semakin berkembang.
Hal ini dapat menjadi inspirasi bagi sineas dan pembuat film di Indonesia untuk terus berkarya. Kemenangan tersebut mengukir “tambahan” prestasi baru bagi perfilman Indonesia, setelah sebelumnya “Prenjak in the Year of Monkey” karya Sutradara Wregas Bhanuteja memperoleh penghargaan sebagai film pendek Indonesia pertama yang meraih penghargaan di Cannes tahun 2016. Film “Prendjak” memenangkan Leica Cine Discovery Prize untuk film pendek di bagian Critics’ Week pada tahun 2016. Film-film Indonesia terkenal lainnya yang pernah ditayangkan di Festsival Film Cannes, seperti; Daun di Atas Bantal (1998), Serambi (2006) dan fox Exploits the Tiger’s Might (2005), tetapi film-film terakhir tersebut tidak memenangkan penghargaan.
Film dokumenter “Nusantara” mengisahkan perjuangan Gajah Mada dalam menyatukan Nusantara, yang sekarang menjadi negara kepulauan terbesar di dunia, sesuai dengan Sumpah Palapa-nya. Film dokementer ini menampilkan perjalanan Gajah Mada dari masa kecil hingga menjadi Perdana Menteri Kerajaan Majapahit.
Gajah Mada adalah tokoh penting dalam sejarah Indonesia, yang dikenal karena sumpahnya untuk tidak menikmati buah Palapa sebelum Nusantara dipersatukan. Film “Nusantara” menggambarkan perjuangan Gajah Mada dalam mewujudkan sumpahnya.
Film ini mengisahkan perjuangan pahlawan Kerajaan Majapahit, Gajah Mada, dari masa kecilnya hingga Maharani Tribhuwana Wijayatunggadewi mengangkatnya sebagai Perdana Menteri. Atas upayanya menyatukan apa yang sekarang menjadi negara kepulauan terbesar di dunia.
Gajah Mada bersumpah untuk tidak menikmati buah Palapa yang secara simbolis berarti ”tidak beristirahat dalam kesenangan” sebelum Nusantara dipersatukan sebagai sebuah negara. Dan dia melakukannya dengan sukses, menyatukan sebagian besar kawasan Asia Tenggara, bahkan lebih luas dari wilayah Indonesia saat ini.
Film yang diproduksi sepenuhnya dengan Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence) ini sarat dengan adegan pertempuran kolosal yang dipimpin Gajah Mada, dan merupakan salah satu mahakarya studio produksi Neyra Vision yang berbasis di Jakarta.
Festival Film Cannes merupakan salah satu festival film paling bergengsi di dunia, yang diadakan setiap tahun di Cannes, Perancis bagian Selatan. Festival film ini pertama kali diadakan pada tahun 1946 sebagai bentuk pengakuan atas pencapaian artistik. Festival film ini hadir sebagai ajang pertemuan bagi mereka yang tertarik pada Seni dan Pengaruh Film. Seperti festival film lainnya, festival film Cannes menjadi pasar internasional tempat para produser dan distributor dapat bertukar ide, menonton film, dan menandatangani kontrak serta menjadi tempat berkumpulnya para sineas film, kritikus, dan pelaku industri kreatif dari seluruh dunia.
Hingga tahun 2025, Indonesia terus berpartisipasi secara aktif di Festival Cannes dengan film-film seperti ”Renoir” yang bersaing dalam kompetisi utama, namun hingga kini belum ada film Indonesia yang memenangkan penghargaan utama (Palme d’Or ) di festival film tersebut. Selesai
Penulis adalah Sekjen Gabungan Studio Film Indonesia (GASFI)