JAKARTA, WB – Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD), Fahira Idris mendapat banyak SMS dan email dari berbagai daerah yang menginginkan ada formulasi kurikulum belajar mengajar yang tidak membuat jenuh dan bosan.
“Penghentian Kurikulum 2013 oleh Menteri Kebudayaan, Pendidikan Dasar, dan Menengah, membuat sekolah di Indonesia saat ini tidak punya kurikulum yang seragam,” ujar Fahira dalam keterangan tertulisnya, Selasa (30/12/2014).
Putri politisi senior Fahmi Idris ini menjelaskan, kurikulum 2013, walau sudah dihentikan namun masih diterapkan di 6.221 sekolah yang sudah menerapkan kurikulum tersebut selama 3 semester sebagai percontohan. Sedangkan 211.779 sekolah kembali menerapkan Kurikulum 2006.
“Ada dua kurikulum yang diterapkan, saya harap hal itu jangan terlalu lama berlangsung. Kami (DPD) meminta Menbuddikdasmen Anies Baswedan segera memformulasikan kurikulum agar peserta didik bisa menikmati proses belajar mengajar dan tentunya yang setara dan berkualitas,” ujar Fahira.
Wakil Ketua Komite III DPD yang salah satu bidangnya adalah mengurusi pendidikan ini, menambahkan, salah satu persoalan mendasar di dunia pendidikan, juga tidak terlepas dari kualitas guru. Oleh karena itu, lanjut Fahira, kurikulum ke depan harus menjawab persoalan peningkatan kualitas guru.
“Mau mengubah wajah pendidikan, bukan melulu soal mengganti kurikulum, tetapi bagaimana melatih guru agar mampu membuat proses belajar mengajar menjadi asyik dan menyenangkan,” kata Fahira.
Masih soal guru, Fahira menjelaskan, dalam setiap perumusan kurikulum, peserta didik harus didengar aspirasinya. Hal ini menjadi penting karena para guru dan peserta didiklah yang menjadi aktor utama penerapan kurikulum. Salah satu alasan seringnya pergantian kurikulum di Indonesia adalah karena nilai peserta didik di Indonesia di tingkat internasional dianggap rendah. Padahal anak-anak Indonesia pintar.
“Bisa dilihat setiap ada olimpiade matematika, fisika, sains tingkat dunia, anak-anak kita selalu dapat medali emas. Artinya, perlu guru yang berkualitas untuk mengajari anak-anak kita yang pintar. Mau tiap tahun ganti kurikulum, kualitas pendidikan kita tidak akan maju selama kualitas guru tidak ditingkatkan. Saya yakin jika pemerintah fokus melatih guru, kualitas pendidikan kita akan melesat maju,” pungkas Senator asal DKI Jakarta ini. []