JAKARTA, WB – Anggota Komisi XI DPR RI Junaidi Auly menjelaskan bahwa sejauh ini ketimpangan ekonomi antar daerah begitu terlihat kentara. Ketimpangan tersebut jelas menyangkut persoalan ekonomi masyarakat bawah.
“Faktor-faktor ekonomi yang menyebabkan daerah satu berbeda tingkat kekayaannya adalah pertama, soal adanya sumber daya alam. Kedua, kondisi demografis. Ketiga, kurangnya lancar logistik dan jasa. Keempat, Konsentrasi kegiatan ekonomi antar daerah. Kelima, Alokasi investasi,” jelas Junaidi saat FGD “Indonesia Darurat Ketimpangan Ekonomi,” belum lama ini.
Dari kelima faktor tersebut, dua faktor yang sudah menjadi bawaan (endowment), yaitu kondisi demografis dan sumber daya alam. Sehingga, hal ini memicu beberapa daerah memiliki tingkat ekonomi tinggi yang timpang.
“Di sinilah seharusnya peran pemerintah untuk bisa lebih riil mengatasi persoalan ketimpangan antar daerah, khususnya pemerataan bagi hasil ke daerah lain dengan diatur oleh pemerintah pusat,” jelasnya.
Dijelaskan Junaidi, tingkat kemiskinan resmi Bulan Maret 2016 turun sebesar 0,4 poin persen (yoy) menjadi 10,9 persen. Menurut Junaidi, hal itu adalah penurunan terbesar dalam 3 tahun terakhir, setelah angkat kemiskinan hampir tetap antara tahun 2013 hingga 2015.
“Namun demikian, penurunan ini masih lebih rendah dibandingkan dengan tingkat pengentasan kemiskinan yang dicapai antara tahun 2007 dan 2011, yang rata-tata sebesar 1,05 persen per tahun,” jelas Junaidi.[]