WARTABUANA – Bacchus Ladies adalah istilah populer di Korsel yang awalnya ditujukan bagi wanita-wanita tua yang menjual minuman energy Bacchus di jalanan.
Namun ternyata, BBC menemukan bahwa para Bacchus Ladies ini berevolusi tidak hanya menjual minuman energy, namun juga menjual tubuh mereka kepada para pelanggan pria.
Menurut BBC, pusat perdagangan seks ini terdapat di Jongmyo Park, Seoul. Kebanyakan Bacchus Ladies berusia 50-70 tahun dan tidak segan untuk menawarkan jasa seks bagi para pelanggan walaupun sudah tidak muda lagi.
“Kami mudah menemukan teman wanita disini. Hanya perlu membayar Rp 207 – Rp 307 ribu saja. Jika sudah kenal lebih lama, biasanya ada diskon,” ujar seorang sumber BBC yang telah berusia 81 tahun.
Kebanyakan dari para wanita lansia yang terpaksa jual diri diakibatkan tidak bisa lagi mencari kerja formal dan anak-anak mereka kesulitan memberi mereka uang akibat persaingan ekonomi ketat.
“Saya kelaparan. Saya tidak perlu kehormatan dan pendapat orang-orang. Saya hanya perlu makan tiga kali sehari,” ujar salah satu wanita Bacchus.
Tren seks di kalangan Bacchus Ladies ini juga sangat beresiko tinggi akan penyakit menular seksual. Di usia mereka yang sudah tidak muda lagi dan keterbatasan uang, banyak dari mereka yang membawa ‘ramuan penguat’ murah untuk para klien.
Karena mayoritas pelanggan pria yang juga tentunya sudah berusia lansia juga, ramuan penguat ini cukup laris dan penggunaannya harus disuntikkan langsung ke urat nadi.
Yang mengkhawatirkan, jarum suntik ini dipakai berulang kali kepada banyak klien karena para wanita Bacchus tidak mengerti akan bahaya perbuatan tersebut.
Aksi Bacchus Ladies ini menjadi tanda bahwa Korsel belum mampu untuk menyediakan kehidupan layak bagi para lansia di negara mereka. Paling tidak jika menerima tunjangan hari tua dari pemerintah, mereka tidak perlu bekerja sebagai PSK di usia yang sudah tidak memungkinkan lagi untuk bekerja keras.[]