JAKARTA, WB – Debat capres-cawapres akan dimulai per hari ini terhitung dari tanggal 9 Juni hingga 5 Juli mendatang sebagai salah satu syarat visi dan misi yang akan didengar oleh rakyat Indonesia dalam memilih pasangan yang pas untuk memimpin negri ini hingga 5 tahun ke depan.
Namun sebagaimana diketahui, capres nomor urut 2, Joko Widodo (Jokowi) tampak `kikuk` pada deklarasi damai yang disiarkan langsung oleh TVOne beberapa waktu lalu.
Pengamat politik Universitas Indonesia (UI), Agung Suprio, mengatakan debat capres akan jadi penentuan bagi keberlangsungan elektabilitas Jokowi yang selama ini selalu di atas.
“Jika saat debat nanti Jokowi merasa kikuk atau tidak bisa menjawab soal makro politik secara umum dan detil, elektabilitasnya pun bisa akan turun,” kata Agung.
Sebagai Gubernur DKI Jakarta, seharusnya Jokowi sudah `hatam` untuk bicara di depan publik. Terlebih ia pun sering blusukan menemui warga Ibukota. Namun, apakah nanti Jokowi mampu menguasai materi dan tidak demam panggung jadi suatu nilai plus yang akan didapatnya.
“Debat ini akan terlihat titik lemahnya dia (Jokowi),” cetus Agung.
Agung Suprio mengaku tidak meragukan kemampuan Jokowi bicara soal mikro politik seperti masalah banjir, macet, dan pasar. Tapi, isu makro politik seperti masalah pertahanan keamanan dan hukum, dia menilai, mantan Wali Kota Solo itu belum piawai.
“Sebenarnya saya yakin dia tahu soal makro politik, namun secara penyampaian dan konsepnya dia kurang memahami secara detil,” tuturnya. []