JAKARTA, WB – PPI Belanda bekerja sama dengan PPI Perancis dan Radio PPI Dunia, mengadakan Lingkar Inspirasi Online dengan tema “Insiden Paris dari Kacamata Pelajar Indonesia”.
Diskusi ini dibuat untuk mendapatkan update informasi terkini dari Paris dan situasi pasca kejadian teror tersebut dengan menghadirkan narasumber Indah Tridiyanti (Ketua PPI Prancis,
Mahasiswi Institut Gestion er d’Etude Financiere, Paris) Garin Nurachman (Saksi mata, Mahasiswa Paris School of Business), dan Hafiz Budi Firmansyah (Saksi mata, Mahasiswa University of Paris).
“Diskusi online ini bertujuan agar kita mendapatkan informasi yang jelas mengenai kondisi pascakejadian. Diskusi ini juga diharapkan dapat menjawab kekhawatiran warga Indonesia di seluruh dunia sehingga tidak ada lagi kesimpangsiuran mengenai kondisi di Perancis,” Ungkap Sekertaris Jenderal (Sekjen) PPI Belanda, Ali Abdillah dalam keterangannya.
Kronologis Kejadian di Stade de France
Pada hari Jumat malam,13 November 2015 terjadi serangkaian aksi teror di Paris. Lebih dari 120 orang menjadi korban. Insiden terjadi di enam lokasi, antara lain tiga buah bom bunuh diri di dekat stadion Stade de France, aksi penembakan di Bataclan theatre, dan aksi teror di beberapa lokasi lain kota Paris.
Garin dan Hafiz merupakan pelajar Indonesia yang saat kejadian tengah berada pada Stade de France untuk menonton pertandingan sepak bola antara Jerman melawan Prancis. Mereka mendengar lebih dari tiga kali suara ledakan di luar stadion saat pertandingan berlangsung. Saat terjadi ledakan, pertandingan tetap berjalan seperti biasa. Namun, Garin dan Hafiz
sendiri sudah merasakan bahwa kondisi di sana cukup menegangkan. Saat malam kejadian pihak kepolisian dan otoritas terkait meningkatkan kewaspadaan dan situasi cukup mencekam. Kereta yang membawa Garin dan Hafiz menuju rumah pun sempat tidak berfungsi, Begitupun dengan moda transportasi lain di Paris.
Dampak teror terhadap aktivitas di Paris
Pagi harinya, Sabtu, 14 November, transportasi kembali berjalan normal. Namun sedikit masyarakat yang beraktivitas di pusat keramaian publik. Pasca kejadian, tingkat pengawasan dan pengamanan terutama di tempat-tempat umum meningkat.
Beberapa polisi berjaga di tempat umum, termasuk pusat perbelanjaan dan jalan raya. Namun, hal ini tidak melumpuhkan aktivitas kegiatan di Paris. Saat senin, dua hari setelah kejadian, aktivitas perkantoran dan pendidikan berjalan normal.
Namun di beberapa kampus terlihat presentase mahasiswa yang hadir menurun. Kondisi Warga Muslim dan Refugee Pasca Aksi Serangan Teror Isu lain diangkat oleh Juni, penyiar radio PPI Dunia yang merupakan pelajar di Jerman. Seringkali pasca kejadian teror seperti ini muncul “Islamophobia” atau rasa takut yang kepada Islam dan muslim. Hal itu juga terjadi di Jerman. Beberapa muslimah yang berhijab mendapatkan pandangan sinis pasca kejadian. Juni mengkhawatirkan diskriminasi serupa dialami oleh warga muslim di Paris dimana aksi teror tersebut terjadi.
Ternyata, baik Indah, Hafidz maupun Garin menyangkal kekhawatiran tersebut. Sentimen anti-Islam tersebut tidak terjadi di Paris. Garin lebih lanjut memberikan contoh, pelajar muslimah berhijab di kampusnya tidak mendapatkan diskriminasi pasca kejadian. Di kampus mereka tampak tetap berbincang akrab dengan pelajar internasional. Hafidz menambahkan bahwa aktivitas sholat dan ibadah lainnya pun tidak mengalami gangguan pasca kejadian. Hafidz mengikuti shalat berjamaah di masjid dekat kampus seperti biasa sehari pasca kejadian.
Apakah Visa Schengen ke Prancis Masih Berlaku?
Kekhawatiran lain yang banyak dibincangkan yaitu terkait visa yang berlaku. Sempat tersiar kabar viral di media sosial yang menyatakan bahwa visa Schengen (visa yang digunakan oleh beberapa Negara Uni Eropa untuk bebas masuk) tidak bisa lagi digunakan di Perancis. “Setelah dilakukan crosscheck, visa Schengen tetap berlaku dan bisa digunakan, tetapi akan ada pengawasan lebih ketat contohnya seringkali terjadi pemeriksaan dokumen di perbatasan,” ujar Indah saat menjawab pertanyaan yang diberikan terkait visa Schengen.
Indah menambahkan, untuk mengantisipasi hal yang tidak diinginkan, sebaiknya ketika berencana bepergian ke Perancis, warga atau pelajar Indonesia menyiapkan semua dokumen yang digunakan saat apply visa tersebut sehingga memudahkan saat ada pemeriksaan di perbatasan. Dokumen-dokumen yang perlu disiapkan untuk berjaga-jaga antara lain seperti ID card, student
card, tiket pesawat/bus, print out booking hotel, surat undangan kegiatan di Paris kalau datang untuk memenuhi undangan, dan lain sebagainya.
Secara keseluruhan pasca kejadian, stabilitas Kota Paris berangsur normal. Tidak ada WNI yang menjadi korban. WNI, khususnya para pelajar yang berada di Prancis pun berada dalam kondisi aman. Visa Schengen tetap bisa digunakan untuk masuk ke Prancis tetapi warga Indonesia yang hendak berkunjung ke Paris sebaiknya menyiapkan dokumen penting untuk berjaga jika ada pemeriksaan.
Selain itu, dampak “Islamophobia” yang kerap diidentikan pasca kejadian teror di tataran masyarakat ternyata tidak terjadi. Terakhir Indah, Hafiz, dan Garin berharap semoga kondisi Prancis khususnya tetap aman, tidak terjadi lagi aksi teror, dan menjadi lebih baik.
Sekjen PPI Belanda, Ali Abdillah menambahkan bahwa seharusnya kejadian ini dijadikan momentum bagi kita untuk bersatu atas nama kemanusiaan. Kejadian teror kemarin jangan sampai memprovokasi kita untuk terpecah belah. “PPI Belanda mengecam segala bentuk terorisme. Terorisme harus kita lawan bersama dengan semangat persatuan yang kita punya,” tutup Ali. []