WARTABUANA – China menjadi mitra dagang utama Uni Eropa (UE) pada 2020, dengan ekspor dan impor keduanya meningkat di tengah pandemi COVID-19, kata Eurostat pada Senin (15/2).
Menurut layanan statistik UE tersebut, impor blok UE dari China sepanjang tahun 2020 tumbuh sebesar 5,6 persen secara tahunan (year on year/yoy) menjadi 383,5 miliar euro (1 euro = Rp16.850), dan ekspor tumbuh sebesar 2,2 persen menjadi 202,5 miliar euro.
Pada saat yang sama, perdagangan barang dengan Amerika Serikat, yang menduduki puncak daftar mitra dagang UE hingga awal 2020, mengalami penurunan signifikan di kedua arah.
UE juga melaporkan volume perdagangan yang lebih tinggi dengan seluruh dunia pada Desember 2020, naik 6,6 miliar euro dari bulan yang sama pada 2019, peningkatan secara tahunan pertama sejak dilanda pandemi.
Pasar tunggal itu mengalami penurunan ekspor barang sebesar 9,4 persen dan penurunan impor 11,6 persen pada 2020. Dengan industri yang sebagian besar dipengaruhi oleh langkah pencegahan pandemi pada tahun lalu, sektor energi mencatat penurunan paling tajam di antara semua sektor, diikuti oleh makanan dan minuman, bahan baku, dan kimia.
Rilis Eurostat pada Senin bersamaan dengan data resmi China yang diterbitkan pada pertengahan Januari, yang menunjukkan perdagangan dengan UE tumbuh sebesar 5,3 persen menjadi 4.495,77 miliar yuan (1 yuan = Rp2.148), atau hampir 600 miliar euro, pada 2020.
Sementara total impor dan ekspor barang China meningkat 1,9 persen (yoy) menjadi 32,16 triliun yuan pada 2020, yang mencetak rekor tertinggi, lonjakan perdagangan dengan UE mencapai lebih dari dua kali lipat tingkat pertumbuhan rata-rata.
Hasil ini sepenuhnya membuktikan “ketahanan yang kuat dan pentingnya kerja sama ekonomi dan perdagangan China-UE,” tutur Zhang Ming, Kepala Misi China untuk UE, dalam sebuah webinar bulan lalu dengan lembaga pemikir Eropa, Friends of Europe. [Xinhua]