WARTABUANA – Amerika Serikat (AS) dan China harus segera bekerja sama untuk menghentikan pandemi COVID-19, kata dua peneliti dari sebuah lembaga pemikir yang berbasis di Washington DC.
Tugas mendesak untuk mengendalikan virus corona “hanya dapat diselesaikan melalui koordinasi global, yang membutuhkan keterlibatan aktif dari dua perekonomian terbesar di dunia tersebut,” tulis Cheng Li dan Ryan McElveen dari Brookings Institution dalam sebuah laporan yang diterbitkan pada Selasa (2/3).
Para peneliti itu berpendapat bahwa pemerintah kedua negara memiliki sejarah panjang dalam berkolaborasi melawan krisis kesehatan global seperti SARS. Sementara itu, menghadapi COVID-19, para ahli medis dan ilmuwan di kedua pihak telah menjaga komunikasi yang luas dan “memiliki hubungan kerja sama penelitian virus corona yang lebih banyak dengan satu sama lain dibanding dengan negara lain.”
Tradisi kerja sama kesehatan masyarakat antara Washington dan Beijing serta ikatan yang kuat dalam komunitas medis meletakkan dasar untuk kembali pada kerja sama pemerintah AS-China.
Seiring bermunculannya varian-varian virus corona di seluruh dunia, penting untuk menjaga transparansi dan berbagi data, serta membangun jaringan pengawasan global untuk melacak, menyaring, dan memperingatkan tentang varian-varian tersebut. Upaya ini juga harus didasarkan pada kerja sama antara kedua pihak, papar kedua peneliti.
Mengingat vaksin dianggap sebagai solusi final untuk krisis ini, kedua penulis meyakini bahwa “AS dan China harus terlibat dalam persaingan positif dan bekerja sama untuk mempromosikan platform vaksin yang efektif.”
Mereka juga meminta kedua negara untuk bersama-sama meningkatkan kapasitas pembuatan vaksin bagi dunia dan meningkatkan distribusi dosis internasional yang adil.
“Upaya bersama oleh Washington dan Beijing saat ini akan menunjukkan isyarat yang menginspirasi untuk menyelamatkan nyawa,” kata para peneliti tersebut. Mereka menambahkan bahwa “berkolaborasi dalam (penanganan) COVID-19 dapat membantu menciptakan kondisi untuk mengatasi masalah kepentingan publik global lainnya, termasuk perubahan iklim dan nonproliferasi nuklir.” [Xinhua]