JAKARTA, WB – Tiap partai politik, terutama 3 partai peraih suara teratas di Pileg, 9 April lalu, yakni PDIP, Golkar, dan Gerindra yang kini tengah disibukkan dalam mencari pendamping capres untuk mereka usung masing-masing.
Seperti diketahui bersama, Golkar telah mengutus ketua umumnya, Aburizal Bakrie (ARB) alias Ical untuk berperang dalam bursa Pilpres, 9 Juli mendatang, begitu juga dengan PDIP di mana partai berlambang kepala banteng itu mengutus Joko Widodo sebagai capresnya, serta Gerindra mengutus Prabowo untuk berjuang di pemilu kali ini.
Lantas, dari ketiga nama capres tersebut, belum ada satupun partai yang menemukan pasangan yang cocok sebagai pendamping masing-masing untuk dijadikan cawapresnya. Terlebih pastinya masing-masing capres mempertimbangkan kekuatan riil cawapres di parlemen nanti.
Hal tersebut dikatakan oleh Direktur Emrus Corner, Emrus Sihombing. Pasalnya, menurutnya setelah reformasi banyak kebijakan pemerintah yang harus mendapat suatu legitimasi kekuatan proses politik di DPR, terutama pada bidang penganggaran dan legislasi.
“Karena itu, seorang Cawapres haruslah mendapat dukungan mayoritas suara di parlemen,” kata Emrus di dalam sebuah acara diskusi bertajuk `Dinamika Politik Penentuan Pasangan Capres-Cawapres`, yang diadakan di Hotel Gren Alia, Jalan Cikini, Jakarta Pusat, Senin (12/5).
Selain itu, sambung Emrus, cawapres juga harus memiliki kredibilitas di depan mata anggota parlemen yang lainnya, dan juga memiliki keterampilan komunikasi politik yang mumpuni.
“Akan tetapi, ini terbentuk secara natural melalui suatu proses perjalanan karir di bidang politik, yang begitu panjang. Jadi jangan sampai sosok Cawapres itu nanti tak punya kekuatan serta relasi politik di parlemen,” kata Dosen Komunikasi Politik Universitas Pelita Harapan ini.
Dan dari sejumlah tokoh muda yang ada di parlemen, tutur Emrus, menurut hasil survei yang dilakukan oleh Emrus Corner terdapat seorang tokoh muda dari Partai Golkar yang memiliki tingkat kemampuan komunikasi politik untuk lintas partai.
“Selain itu dia juga mampu melakukan komunikasi politik lintas suku dan agama yang bagus. Dia pun memiliki kredibilitas luar biasa dalam menghimpun kekuatan politik di parlemen, serta menduduki posisi pimpinan puncak di parlemen.”
Menurut Emrus, tokoh muda tersebut yang namanya masih terus muncul di media adalah Priyo Budi Santoso, di mana pria yang menjabat sebagai wakil ketua DPR ini masih berpeluang menjadi Ketua Umum Partai Golkar. “Ketokohan tersebut ada pada sosok salah satu kader Partai Golkar, yakni Priyo Budi Santoso,” ujarnya.[]