WARTABUANA – British Airways (BA) akan meluncurkan paspor vaksin digital pada saat perjalanan internasional kembali dibuka pada Mei, ketika warga Inggris diizinkan melakukan perjalanan untuk berlibur, seperti dilansir harian Evening Standard pada Minggu (14/3).
Maskapai tersebut akan meminta mereka yang telah menerima dua dosis suntikan vaksin virus corona untuk menyimpan rincian vaksinasi mereka di aplikasi BA, kata surat kabar yang berbasis di London itu.
Keputusan baru dari British Airways ini diumumkan saat Partai Buruh Skotlandia mengungkap bahwa sejumlah penumpang melanggar sistem karantina hotel pemerintah Skotlandia dengan terbang dari bandara lain di Inggris.
Liburan tidak akan diizinkan hingga paling cepat 17 Mei, kata pemerintah Inggris, namun sebelumnya pada 12 April, Inggris akan mengumumkan bagaimana dan kapan perjalanan nonesensial untuk masuk dan keluar dari negara tersebut dapat dilanjutkan.
Sean Doyle, yang ditunjuk sebagai kepala eksekutif British Airways pada Oktober lalu, meminta Inggris agar bekerja sama dengan pemerintah-pemerintah lain guna mengizinkan vaksin dan aplikasi kesehatan untuk membuka perjalanan, setelah satu tahun minimnya penerbangan membuat goyah banyak perusahaan maskapai.
![](https://www.wartabuana.com/wp-content/uploads/2021/03/paspor1.jpg)
“Saya kira orang-orang yang telah divaksinasi seharusnya dapat bepergian tanpa pembatasan. Mereka yang belum divaksinasi seharusnya dapat bepergian dengan hasil tes negatif,” katanya.
Pada 22 Februari, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengumumkan “peta jalan” yang telah lama dinantikan untuk mengakhiri karantina wilayah (lockdown). Pembukaan kembali sekolah-sekolah di Inggris pada 8 Maret lalu merupakan bagian pertama dari rencana empat tahap, yang menurut Johnson dirancang untuk “berhati-hati, tetapi tidak dapat diubah kembali” atau bersifat permanen.
Beberapa wilayah lain di Inggris, termasuk Wales dan Skotlandia, juga telah mengumumkan rencana untuk melonggarkan pembatasan.
Sejumlah pakar memperingatkan bahwa Inggris “masih belum sepenuhnya keluar dari masalah” di tengah kekhawatiran terhadap varian baru dan risiko pelanggaran aturan pembatasan di masyarakat.
Guna mengembalikan kehidupan normal, sejumlah negara seperti Inggris, China, Jerman, Rusia, dan Amerika Serikat berlomba dengan waktu untuk meluncurkan vaksin virus corona. [Xinhua]