WARTABUANA – Peristiwa Britain Exit (Brexit) akhir pekan kemarin, ternyata berdampak pada Bursa Asia. Bursa dibuka melemah, mata uang Inggris pound jatuh hampir 2 persen pada awal perdagangan Asia Senin (27/6/2016).
Hal tersebut terjadi atas prediksi Inggris melepas dari Uni Eropa, yang membuat pasar global kehilangan US$ 2 triliun pada Jumat kemarin. MSCI turun 4,8 persen, penurunan paling besar terjadi sejak sekitar 5 tahun lalu.
Di antara banyak pertanyaan mengenai Brexit, yang paling banyak muncul adalah seberapa besar Ekonomi Inggris dan Eropa akan melambat, bagaimana mereka bisa bernegosiasi dengan hubungan barunya dan bagaimana para pemimpin Eropa mencoba mempercepat Uni Eropa.
“Kita percaya pasar akan tetap hati-hati, di tengah ketidakpastian dari Brexit yang menyebabkan risiko menolak sentimen untuk terus menerus terjadi,” ujar Chief Technical Analyst di RBC Dominion Securities di Toronto seperti dilansir dari Reuters, Senin (27/6/2016).
S&P AS, saham jangka panjang yang paling banyak dijual jatuh 0,7 persen ke level 2.0004 pada Senin.
MSCI Asia Pasifik di luar Jepang juga jatuh 0,5 persen, diikuti 1,2 persen penurunan di Korea Selatan dan 1 persen di Australia.
Sementara Nikkei Jepang naik 1,3 persen, rebound parsial setelah penurunan 7,9 persen pada Jumat.
Pound turun 1,9 persen ke level 1,3433 per dolar, menjauhi level terendah sejak 31 tahun di level 1,3228 per dolar pada Jumat kemarin.[]