WARTABUANA – Acara puncak HUT ke-61 Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia (SOKSI) yang dikemas dalam bentuk tasyakuran dan halal bi halal secara hybrid pada Kamis (20/5/2021) lalu di Hotel Century Park, Senayan, Jakarta, dihadiri para sesepuh dan founder SOKSI yang turut membidani lahirnya GOLKAR.
Meski sudah masuk kelompok lansia, para sesepuh seperti Ketua Dewan Pembina SOKSI Bobby Suhardiman, Ketua Dewan Kehormatan SOKSI Oetojo Oesman, Ketua Dewan Pertimbangan SOKSI Prof. Thomas Suyatno dan Ketua Dewan Pakar SOKSI Prof. Bomer Pasaribu tampak antusias mengikuti jalannya acara yag juga dihadiri Sekjen DEPINAS SOKSI Mukhamad Misbakhun, Bendahara Umum DEPINAS SOKSI Robert J Kardinal, dan pengurus DEPINAS SOKSI juga kader-kader SOKSI lainnya.
Sebagai Ketua Dewan Pembina yang notabene putra kandung mendiang Prof. Suhardiman selaku pendiri SOKSI, Bobby Suhardiman merasa bersyukur di usia 61 tahun ini, SOKSI masih eksis dan mampu berkiprah untuk kemajuan bangsa dan negara.
“Kita bersyukur hari ini SOKSI yang didirikan Pak Suhardiman telah mencapai umur 61 tahun dan selama ini tetap konsisten hanya menyalurkan aspirasi politiknya ke Golkar yang SOKSI ikut membidani kelahirannya,” papar Bobby Suhardiman.
Lebih jauh, Bobby berharap, seperti Pak Suhardiman yang mencapai usia 90 tahun. “Semoga SOKSI masih akan tetap berkiprah untuk 30 tahun lebih yang akan datang, menyiapkan kader bangsa, mengamalkan Dokrin Karyawanisme dan mengimplementasikan sesuai dengan Doktrin Karya Kekaryawaan yang merupakan Doktrin Golkar,” ungkapnya.
Sementara itu, menurut Oetojo Oesman, SOKSI memiliki andil besar dalam proses terbentuknya Golongan Karya (Golkar). Sekitar tahun 1964, Oetojo Oesman dan Thomas Suyatno mendampingi Suhardiman selaku founder SOKSI ikut membidangi kelahiran Golkar.
Fakta itu dipertegas Thomas Suyatno saat memberikan refleksi dalam proses pembentukan Golkar. Menurutnya, tahun 1964, Suhardiman selaku Ketua Umum SOKSI didampingi beberapa kader SOKSI yang diantaranya sudah wafat. Dan yang masih ada dan tetap di SOKSI adalah Oetoyo Oesman dan dirinya.
Keterikatan SOKSI dengan Golkar juga tampak dari Doktrin Golkar: KARYA-KEKARYAAN, yang bisa dikatakan merupakan bentuk implementatif dari DOKTRIN KARYAWANISME yang dipakai SOKSI sejak tahun 1960.
Dalam kesempatan yang sama, Bomer Pasribu juga menyampaikan bahwa pengertian KARYAWAN lebih luas dari pengertian PEKERJA, karena meliputi semua orang yang berkarya.
Dalam sambutannya, Ketua Umum DEPINAS SOKSI, Ahmadi Noor Supit mengapresiasi kehadiran para founder SOKSI yang meskipun sudah sepuh namun tetap bersemangat menjalankan organisasi yang notabene adalah salah satu ormas pendukung lahirnya Partai Golkar.
“SOKSI memberikan semangat yang luar biasa bagi para kadernya. Energi SOKSI itu kuat sehingga menjadikan umur panjang. Yang ke-SOKSI-annya diragukan tidak tahu usianya panjang atau tidak,” ungkap Supit sambil berkelakar. []