JAKARTA, WB – Sekjend Kementerian Sosial, Republik Indonesia, Toto Utomo Budi Santoso berpandangan bahwa, Kementerian Sosial (Kemensos) tidak mempunyai wewenang terkait wacana kebijakan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM).
Menurutnya wacana kenaikan bbm baik oleh pemerintahan presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), maupun presiden terpilih 2014, Joko Widodo, menurut Toto yang jelas akan membuat angka kemiskinan meningkat.
“Kalau nantinya jadi akan dinaikan, yang saya harapkan biaya penggantinya, benar-benar dapat bisa memberikan kesejahteraan rakyat,” ujar Budi dalam diskusi bertajuk saatnya Rakyat Sejahtera “Kemiskinan dan Rencana Kenaikan BBM” di Warung Daun Cikini, Jumat (5/8/2014).
Ketua Konsorsium pekerjaan Sosial Indonesia ini menambahkan, jika memang nanti BBM dinaikkan, tentu akan menjadi muara baru dari berbagai muara permasalahan sosial terkait kemiskinan. Namun jika tidak dinaikan, subsidi BBM diakui Toto menjadi salah satu penyebab tingginya inflasi.
“Sayangnya banyak alokasi pemberian subsidi BBM yang dilakukan oleh aparat pemerintahan saat ini banyak yang tidak tepat sasaran,” ucapnya.
Subsidi yang dianggarkan pemerintah ke BBM mencapai angka Rp. 350 sampai Rp. 400 trilliun setiap tahunnya itu justru banyak dinikmati oleh masyarakat menengah keatas. Ini tentu menjadi tantangan Jokowi sebagai presiden untuk memerangi angka kemiskinan seperti janjinya saat kampanye dulu.
“Masyarakat banyak yang berharap pemerintahan terpilih dapat mengurangi angka kemiskinan. Target pemerintahan Jokowi-JK itu mengurangi angka kemiskinan sampai 5-6 persen pada 2019,” ujar Toto.
Lebih jauh Toto menjelaskan, secara umum sistem kesejahteraan sudah menuju arah yang tepat saat ini. Hal itu dapat dilihat dari konsorsium pekerjaan sosial yang merangkul pilar-pilar kesejahteraan sosial seperti akademisi, profesional, praktisi, dan penyelenggara kesejahteraan sosial, yang didalamnya meliputi relawan.
“Kemiskinan tidak hanya terbatas pada rendahnya pendapatan masyarakat, tetapi juga dipengaruhi oleh lemahnya sistem kesejahteraan sosial yang seharusnya menopang kehidupan masyarakat. Jika hal itu diatasi, maka kenaikan bbm tidak menjadi persoalan berat,” pungkas Toto. []