BANJARMASIN, WB – Ternyata kasus kekurangan gizi yang terjadi di wilayah Kalimantan Selatan (Kalsel) terbilang tinggi.
Berdasarkan data yang dihimpun dari Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Kalimantan Selatan, Nur Ali Purnama, tertulis data angka 8,2 persen angka kekurangan gizi di wilayah tersebut.
“Seharusnya kalau gizi kurang tidak boleh dari 18 persen. Kita masih kelebihan sekitar satu persen dari target penurunan nasional,”ujar Ali belum lama ini.
Masih tingginya angka kekurangan gizi kata Ali, disebabkan oleh beberapa faktor, namun yang utama adalah kemiskinan. Pelemahan ekonomi yang melanda tanah air, diakui Ali menjadi penyebab bertambahnya kasus gizi buruk.
Masih kata Ali, sepanjang tahun 2015, Dinas Kesehatan Kalsel menangani sedikitnya 70 kasus penderita gizi buruk yang mayoritas adalah balita, sedangkan tahun sebelumnya, jumlah penderita gizi buruk yang ditangani sebanyak 80 kasus.
“Sebenarnya sudah mengalami penurunan jika dibandingkan dengan data riset kesehatan dasar 2010 dengan persentase 22,8 persen,” kata dia.
Sebelumnya, Ali mengungkapkan, terdapat empat faktor yang menyebabkan terjadinya kasus kurang gizi dan gizi buruk.
Keempat komponen dimaksud adalah aspek produksi pangan, aspek distribusi pangan, akses masyarakat terhadap pangan yang bergizi serta aspek konsumsi.
Jadi untuk menanganinya, perlu keterlibatan banyak pihak, instansi pemerintah yang terkait pada persoalan distribusi pangan, penyuluhan dan tenaga kader di desa dan lainnya.[]