JAKARTA, WB – Hujan deras yang terjadi pada Selasa (1/12-) dari pukul 17.00 hingga 22.30 WIB telah menyebabkan banjir dan longsor pada pukul 22.30 hingga Rabu (2/12) pukul 00.30 di Kecamatan Siantar Utara, Kecamatan Siantar Barat, Kecamatan Sitala Sari, dan Kecamatan Martoba, Kota Pematang Siantar Provinsi Sumatera Utara. Tercatat dua orang meninggal dunia akibat banjir dan longsor yaitu satu orang warga Kecamatan Siantar Utara dan satu orang warga Kecamatan Siantar Barat.
“Terdapat 19 rumah rusak berat, sepuluh rusak sedang dan beberapa jembatan rusak. Di Kelurahan Sipinggol-pingol jalan terbelah sepanjang 300 meter. Beberapa warga mengungsi ke tempat yang aman,” kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam keterangannya yang diterima redaksi Wartabuana.com, Jakarta, Kamis (3/12).
Diungkapkan Sutopo BPBD Kota Siantar bersama TNI, Polri dan relawan melakukan upaya evakuasi, pendataan dan mendirikan tenda pengungsi serta dapur umum.
Sementara itu, penanganan darurat masih dilakukan akibat bencana puting beliung Desa Bonto Manai, Desa Topanda, Desa Tanah Harapan, Kecamatan Rilau Ale Kabupaten Bulukumba Sulawesi Utara yang terjadi pada Minggu (29/11) pukul 12.30 WITA. Tiga orang luka sedang. 10 KK / 40 jiwa mengungsi ke tenda pengungsian. Kerugian fisik meliputi sepuluh unit rumah roboh/rata dengan tanah, 33 Unit rumah rusak berat, 45 Unit rumah rusak ringan.
“BPBD Kabupaten Bulukumba melakukan evakuasi, pendataan, mendirikan tenda pengungsian di dua desa dan memberikan bantuan pemenuhan kebutuhan dasar bagi korban yang terdampak,” kata Sutopo.
Karena itu, masyarakat dihimbau untuk terus waspada dari ancaman banjir, longsor dan puting beliung. Puncak hujan diperkirakan pada Januari 2016 mendatang sehingga ancaman bencana juga akan meningkat.
“Lakukan antisipasi baik di tingkat individu, keluarga maupun masyarakat dari ancaman bencana tersebut. Kenali bahayanya dan kurangi risikonya,” tutup Sutopo. []