JAKARTA, WB – Presiden Terpilih Joko Widodo (Jokowi) hingga saat ini masih terus menerima masukan dari berbagai kalangan yang ikut berpartisipasi mengajukan nama-nama untuk mengisi pos-pos kementerian di kabinetnya nanti.
Bursa calon menteri pun semakin “memanas”. Apalagi, Jokowi sebelumnya mengatakan akan segera mengumumkan susunan kabinetnya pada pekan depan, sesuai dengan hasil usulan dan seleksi yang telah dilakukan oleh Jokowi-Jusuf Kalla.
Kini Komunitas Aktivis 98 Kampus Jayabaya juga ikut ambil peran untuk menjagokan orang-orang yang dinilai berkompeten duduk di kursi kabinet Jokowi-JK periode 2014-2019.
Juru Bicara Komunitas Aktivis 98 Kampus Jayabaya, Indra Jaya mengatakan, orang-orang yang bakal mengisi 18 kursi kementerian dari kalangan profesional haruslah orang-orang yang memiliki kemampuan mempuni.
“Pemerintah Kabinet Jokowi-JK harus diisi oleh orang-orang yang profesional dan mempunyai kemampuan yang selama ini sudah teruji, bahkan sifat ketokohannya di masyarakat terasa sekali sebagai orang yang bekerja demi kemajuan Indonesia,” ujar Indra dalam keterangan persnya, di Jakarta, Selasa (23/9/2014).
Menurut Indra, profesionalisme adalah kunci kekuatan pemerintahan Jokowi-JK dalam memimpin bangsa ini selama lima tahun kedepan.
Oleh karena itu, mantan Presidium Mahasiswa Jayabaya ini juga ikut ambil bagian dalam bursa calon menteri yang dinilainya layak mengisi pos-pos kementerian di kabinet Jokowi-JK.
Setidaknya, ada tiga nama yang diusung oleh Alumni Kampus Jayabaya yang dinilai layak duduk di kursi menteri. Ketiga nama tersebut adalah Asisten Deputi Urusan Sumber Daya Kesehatan, Kementerian Pembangunan Daerah Tertingal, dr Hanibal Hamidi, Mantan Kepala BNPTKI, Moh. Jumhur Hidayat, dan Pendiri Lingkaran Survei LSI, Denny JA.
“Hanibal Hamidi adalah seorang birokrat yang mengusung gagasan perdesaan sehat, yang merupakan konsep mewujudkan desa yang sehat, hal ini seiring dan sejalan dengan pemikiran Jokowi tentang Pemberdayaan Desa dan Revolusi Mental,” tuturnya.
“Jumhur pegiat perubahan bersama kaum buruh dimana, ketika dia menjabat kepala BNP2 TKI mengeluarkan konsep kartu KTKLN yang mencegah praktik human trafficking, dan Denny JA yang gagasannya kuat sebagai pemikir sejak mahasiswa dan di era Suharto banyak melakukan kritik terhadap pemerintahan Suharto melalui tulisan-tulisannya,” lanjut dia.
Menurutnya, Denny JA. dinilai pas menempati kementrian komunikasi dan Informasi. Sementara Hanibal Hamidi, dinilai mampu menjadi Menteri Kesehatan dan Jumhur Hidayat dinilai kompeten menempati kementrian Tenaga Kerja.
Indra pun berharap ketiga nama yang dijagokannya itu dapat masuk dalam kabinet mendatang karena latar belakang aktivis mereka yang dinilai mampu memberantas mafia yang berada di ketiga lembaga tersebut.
“Karena mereka berlatar belakang aktivis, maka kami yakin mereka mampu memberantas mafia TKI, mafia Alat Kesehatan dan mafia broadband dan kasus penyedotan pulsa yang sampai saat ini tak bisa diberangus,” tutupnya.[]