JAKARTA, WB – Direktur Eksekutif Center of Maritime Studies for Humanities, Abdul Halim, menilai bahwa Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti agar tidak cuma berani menenggelaman kapal pencuri ikan.
Halim menilai soal praktek perikanan yang berkelanjutan adalah bagaimana pemerintah mengharmonisasikan kebijakan, program, dan anggarannya berbasis pertimbangan lingkungan hidup, sosial, dan ekonomi.
“Menteri Susi masih belum mampu menghubungkan kinerja hulu perikanan dengan hilirnya,” kata Halim belum lama ini.
Halim berpendapat, terkait kesejahteraan nelayan, nilai tukar nelayan (NTN) tidak bisa dijadikan tolok ukur. Karena, dinamika di lapangan yang serba cepat, seperti adaya proyek pembangunan properti melalui reklamasi pantai dan konservasi asing di laut nasional.
Sebelumnya, Anggota Komisi VI DPR, Bambang Haryo Soekartono, mendesak Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar memberi masukan kepada Susi agar jangan menenggelamkan kapal di dekat garis pantai.
“Penenggelaman seharusnya boleh dilakukan seperti Australia yang melakukannya di laut dalam. Itu pun juga tidak ditenggelamkan,” kata Bambang.
Kata Bambang, penenggelaman kapal yang dilakukan dengan meledakkan moda transportasi laut itu berpotensi mengotori laut dan menimbulkan polusi.[]