WARTABUANA – Hingga Senin (7/12), lebih dari 110.000 restoran tutup permanen di tengah pandemi COVID-19, menurut Asosiasi Restoran Nasional (National Restaurant Association).
“Sebagian besar restoran yang tutup permanen tersebut merupakan bisnis yang sudah mapan, dan terkenal di komunitas mereka. Semua restoran ini rata-rata telah menjalankan bisnis selama 16 tahun,” tulis Sean Kennedy, executive vice president (EVP) untuk urusan publik di asosiasi tersebut, pada Senin (7/12) dalam sebuah surat untuk pimpinan Kongres.
“Hanya 48 persen dari mantan pemilik restoran ini yang mengatakan kemungkinan besar mereka akan tetap bertahan di industri itu dalam bentuk apa pun pada beberapa bulan atau tahun mendatang,” tulis Kennedy dalam surat tersebut, seraya membagikan sejumlah temuan kunci dari survei yang melibatkan 6.000 operator restoran dan 250 bisnis rantai pasokan, yang dilakukan bulan lalu.
“Temuan ini mengungkapkan dengan jelas bahwa lebih dari 500.000 restoran dari semua jenis bisnis, baik itu waralaba, jaringan, maupun independen, mengalami penurunan ekonomi yang belum pernah terjadi sebelumnya,” kata Kennedy, seraya menambahkan industri restoran tidak dapat menanti bantuan lebih lama lagi.
Kennedy menuturkan bahwa minimnya kemajuan dalam pembicaraan bantuan COVID-19 di kalangan anggota parlemen Kongres telah menyebabkan sangat banyak operator restoran menyerah untuk menunggu bantuan dan menutup bisnisnya secara permanen.
“Sejak pembaruan terakhir kami kepada Anda, kurang dari tiga bulan lalu, ada tambahan 10.000 restoran yang tutup di seluruh negeri” paparnya. “Untuk setiap bulan yang berlalu tanpa solusi dari Kongres, ribuan restoran lainnya akan menutup bisnis mereka selamanya.”
Sementara itu, 58 persen rantai dan restoran independen diperkirakan akan terus melakukan pemutusan hubungan kerja dan mendorong cuti untuk para karyawan setidaknya selama tiga bulan ke depan, menurut Asosiasi Restoran Nasional.
Kendati terjadi lonjakan dalam kasus COVID-19 di seluruh AS, anggota parlemen dari Partai Demokrat dan Republik menemui jalan buntu selama berbulan-bulan mengenai ukuran dan cakupan paket bantuan berikutnya.
Dalam sebuah surat kepada Kongres pada Senin (7/12), Kamar Dagang AS memperingatkan bahwa kegagalan menetapkan paket pandemi yang sangat dibutuhkan “menimbulkan risiko resesi ganda yang akan menutup bisnis kecil di seluruh negeri secara permanen, serta membuat jutaan warga AS tidak memiliki sarana untuk memenuhi kebutuhan diri mereka dan keluarga mereka.” [xinhua]