Menurut survei pengemudi di AS, 59 persen responden mengatakan bahwa mereka akan mengubah kebiasaan atau gaya hidup mengemudi mereka jika harga bensin melonjak menjadi 4 dolar AS per galon.
LOS ANGELES, Data survei terbaru yang dirilis oleh Asosiasi Otomotif Amerika (American Automobile Association/AAA) pada Kamis (10/3) menunjukkan bahwa warga Amerika Serikat (AS) berpotensi mencapai titik kritis dengan harga rata-rata bensin nasional yang mencatatkan level tertinggi dalam sejarah yakni lebih dari 4 dolar AS (1 dolar AS = Rp14.298) per satu galon.
Survei itu dilakukan pada 18-21 Februari dan total 1.051 orang dewasa AS berpartisipasi dan menyelesaikannya.
Menurut hasil survei itu, 59 persen responden mengatakan bahwa mereka akan mengubah kebiasaan atau gaya hidup mengemudi mereka jika harga bensin melonjak menjadi 4 dolar AS per galon. Sementara, jika harga bensin mencapai 5 dolar AS per galon, yang terjadi di bagian barat negara tersebut, tiga perempat responden menuturkan mereka perlu menyesuaikan gaya hidup mereka untuk mengimbangi lonjakan harga bensin itu.
Di kalangan warga AS yang menyampaikan bahwa mereka perlu melakukan perubahan dalam merespons harga bensin yang lebih tinggi, 80 persen di antaranya mengatakan mereka akan memilih untuk mengurangi mengemudi.
Sejak Tahun Baru, harga rata-rata bensin nasional di AS terus meningkat stabil, dan konflik Rusia-Ukraina pada akhir Februari menyebabkan harga minyak melonjak lebih jauh. Hingga Kamis, harga rata-rata bensin nasional di AS mencapai 4,318 dolar AS.
“Saat konflik berlanjut di belahan dunia yang jauh, para konsumen kemungkinan tidak akan melihat penurunan (harga) dalam waktu dekat,” seperti diperingatkan AAA pada Kamis. [Xinhua]