Foto yang diabadikan pada 26 Mei 2023 ini menunjukkan kendaraan pintar yang terhubung ke internet dan menggunakan energi baru yang dipamerkan di pusat ekshibisi Zona Demonstrasi Inovasi Independen Nasional Zhongguancun di Beijing, ibu kota China. (Xinhua/Ren Chao)
BEIJING, 27 September (Xinhua) — Preferensi pelanggan untuk pengalaman berkendara dan penumpang yang lebih baik, yang ditandai dengan kinerja solid, tampilan menarik, masa pakai panjang, dan kecerdasan, terlihat jelas dalam ajang World Intelligent Connected Vehicles Conference (WICVC) 2023, yang ditutup pada Minggu (24/9).
Kendaraan pintar yang terhubung ke internet dapat membawa berbagai faktor positif di masa depan, kata peraih penghargaan Turing Award Whitfield Diffie dalam konferensi tersebut.
Lebih lanjut, Diffie menjelaskan bahwa biaya transportasi akan semakin berkurang, keselamatan akan meningkat secara signifikan, efisiensi lalu lintas perkotaan akan meningkat, transportasi akan menjadi lebih fleksibel dan cepat, dan secara keseluruhan, mobilitas masyarakat akan difasilitasi secara signifikan.
Elektrifikasi, kecerdasan, dan konektivitas memicu transformasi di industri otomotif, dengan kendaraan pintar yang terhubung ke internet muncul sebagai bagian krusial dari inovasi kolaboratif global. Hal ini merupakan topik yang banyak dibahas di WICVC, yang mempertemukan para pemimpin industri dari hulu dan hilir rantai industri itu.
Diyakini secara luas di dalam industri tersebut bahwa berbagai upaya harus dilakukan untuk meningkatkan inovasi teknologi perusahaan secara global, meningkatkan kolaborasi di antara para mitra rantai pasokan, dan mendorong kerja sama di seluruh industri dalam hal penelitian, pengembangan teknologi, sinergi industri, dan pengadopsian di pasar.
Seiring dengan pemulihan bertahap ekonomi global dari dampak pandemi, terdapat peningkatan ketergantungan terhadap baterai dan produk elektronik dalam teknologi otomotif, kata Sigrid de Vries, Direktur Jenderal Asosiasi Produsen Mobil Eropa (ACEA), dalam acara tersebut.
Dia menambahkan bahwa proyek inovatif yang dipimpin oleh China untuk akses pasar dan uji coba pengoperasian di jalan raya dari kendaraan pintar yang terhubung ke internet ini akan memberikan dampak yang signifikan terhadap industri kemudi otonomos global.
Produsen mobil mewah asal Jerman, BMW, telah mendirikan empat pusat penelitian dan inovasi di Beijing, Shanghai, Shenyang, dan Nanjing, membentuk jaringan penelitian dan pengembangan terbesarnya di luar Jerman.
Dengan lebih dari 3.200 personel peneliti, perusahaan itu memanfaatkan teknologi mutakhir untuk membangun industri otomotif yang berkelanjutan dan terdigitalisasi.
BMW menyadari potensi besar China di sektor otomotif, terutama dengan dukungan strategis negara tersebut terhadap teknologi kemudi otonomos, kata Frank Weber, anggota dewan manajemen BMW AG.
Saat perangkat lunak memimpin di masa depan kendaraan listrik dan pintar, raksasa cip kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) NVIDIA memberi penekanan pada teknologi kabin yang canggih dan kemudi pintar.
Daya komputasi cip tunggal saat ini memiliki kapasitas sebesar 254 TOPS (1 triliun operasi per detik), dan per 2024, daya komputasi cip tunggal generasi berikutnya diperkirakan akan mencapai 2.000 TOPS, ujar Liu Tong, manajer umum otomotif NVIDIA di China. “Jadi, ini akan menjamin fondasi teknologi yang kuat untuk era kemudi otonomos berikutnya.”
Pada 2022, sekitar 7 juta kendaraan penumpang baru yang dilengkapi dengan sistem bantuan pengemudi dan teknologi kendaraan pintar yang terhubung ke internet terjual di China, mencapai tingkat penetrasi pasar sebesar 34,9 persen. Pada paruh pertama tahun ini, tingkat penetrasi pasar semakin tinggi menjadi 42,4 persen, menurut Kementerian Perindustrian dan Teknologi Informasi China.
Menurut data yang dirilis oleh Pusat Inovasi Nasional Kendaraan Pintar dan Terhubung, per 2025, nilai tambah industri kendaraan pintar yang terhubung ke internet di sektor otomotif China saja diperkirakan akan melebihi 1 triliun yuan (1 yuan = Rp2.114). [Xinhua]