WELLINGTON – Lebih dari 1.000 warga Selandia Baru menderita kanker, penyebab kematian paling umum kedua akibat kanker di negara itu, yang terdeteksi di bawah Program Skrining Usus Nasional pemerintah, kata Menteri Kesehatan Andrew Little pada Kamis (29/ 7).
Lebih dari 1.200 warga Selandia Baru meninggal akibat kanker usus pada 2017. Program skrining ini bertujuan untuk menyelamatkan nyawa dengan mendeteksi lebih awal, memberikan peluang yang lebih besar untuk bertahan hidup, kata Little dalam pernyataannya.
“Selandia Baru memiliki salah satu tingkat kanker tertinggi di negara-negara maju dan itulah alasan kami membutuhkan program ini,” ujarnya. Selandia Baru mencatat 100 kematian dalam sebulan akibat kanker usus. Program ini mulai mengurangi jumlah korban, papar Little, yang menambahkan bahwa 39 persen kanker yang ditemukan berada pada stadium awal, dengan 95 persen pasien memiliki peluang hidup sedikitnya lima tahun lagi.
“Selain itu, program ini telah mendorong ratusan orang untuk melakukan upaya polip prakanker, yang menyelamatkan lebih banyak nyawa,” katanya.
Program Skrining Usus Nasional dimulai pada 2017 dan merupakan program skrining kanker pertama yang ditawarkan kepada pria dan wanita. Program ini menargetkan masyarakat berusia 60 hingga 74 tahun, kelompok usia yang paling berisiko terkena kanker usus, dan kini yang ditawarkan oleh 17 dari 20 dewan kesehatan distrik, menurut Kementerian Kesehatan.
Setelah diluncurkan sepenuhnya, program ini akan melakukan skrining terhadap sekitar 700.000 orang setiap dua tahun, kata Little.
“Setiap orang yang mendapatkan alat tes kanker usus harus digunakan hanya. Tes ini mudah dilakukan dan membutuhkan beberapa menit. Ini bisa menyelamatkan hidup Anda,” imbuhnya. [Xinhua]