Jakarta – Saat ini seluruh masyarakat dunia termasuk Indonesia tengah menghadapi virus Covid-19 dan hari ini tercatat total kasus mencapai 134,338 dengan angka
kematian 4.970 dan 68,915 orang sembuh.
Banyak krisis kesehatan menerpa Indonesia seperti ISPA saat adanya kebakaran hutan, DBD dan kini corona.
Namun nenek moyang kita mewariskan sejumlah pengobatan melalui median tanaman herbal hanya dengan cara sederhana mengestrak, merebus tanaman tersebut dan meminumnya.
Berkembangnya farmasi pengobatan membuat Indonesia memiliki kemampuan tak hanya mengekstrak namun juga tanaman obat dari bahan alam yang telah dibuktikan keamanan dan
khasiatnya secara ilmiah dengan uji praklinik dan uji klinik baik melalui hewan dan manusia atau dikenal fitofarmaka. Bahan baku dan produk jadinya juga telah
distandardisasi.
Terkait Penanganan corona sendiri Indonesia menyiapkan 133 rumah sakit dengan peralatan serta standard, namun yang harus diperhatikan adalah 58 persen pasien korona
sembuh dikarenakan daya tubuh imun atau sistem kekebalan tubuh penderita tersebut bekerja.
Jika imun tubuh penting untuk menghadapi corona maka seharusnya pemerintah membuka mata lebar-lebar serta dapat ikut serta mensosialisasikan kalau bangsa Indonesia ini
juga memiliki obat fitofarmaka salah satu untuk menghadapi masalah ini.
Sementara itu, untuk membangun sinergi kebijakan nasional dan regulasi dalam proses penelitian, pengembangan dan pemanfaatan jenis obat-obatan tersebut Badan POM telah
melakukan penandatanganan MoU dengan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, sebagaimana yang dilansir melalui laman resmi Badan POM.
Kerja sama dengan Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi merupakan langkah awal dalam mengembangkan pemanfaatan jenis obat-obatan fitofarmaka, obat herbal
berstandar dan jamu. Penelitian tersebut bersinergi dengan kebijakan dan regulasi nasional terkait penelitian, pengembangan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan serta
teknologi obat dan makanan.
Selain itu, dengan adanya Satgas Pengembangan dan Pemanfaatan Fitofarmaka akan menjadi daya tarik untuk masuknya investasi berbasis riset. Menurut Badan POM, dengan
adanya pengembangan dan pemanfaatan obat fitofarmaka, obat herbal dan jamu berpotensi menjadi produk obat dalam negeri. Hal ini sejalan dengan Pemerintah yang saat ini
sedang mendorong penelitian yang berpotensi menjadi produk, dengan pengurangan pajak bagi industri yang memanfaatkan hasil riset
Kepala Badan POM RI, Penny K. Lukito mengungkapkan bahwa dan pemanfaatan obat fitofarmaka, obat herbal dan jamu sangat berpotensi karena Indonesia memiliki banyak
jenis tanaman yang dapat dijadikan sebagai obat. “Indonesia merupakan salah satu negara dengan keanekaragaman hayati terbesar di dunia, memiliki sekitar 30 ribu jenis
tanaman dan hewan yang berpotensi untuk dijadikan obat, dimana sekitar tiga ratus diantaranya telah diracik menjadi jamu sejak zaman nenek moyang,” ungkap Kepala Badan
POM RI, Penny K. Lukito, sebagaimana dikutip dalam laman resmi Badan POM (28/7/2019).
Dr. Raymond Tjandrawinata selaku Molecular Pharmacologist Dexa Group mengatakan, untuk menjaga agar sistem kekebalan tubuh tetap berfungsi dengan baik, maka penting
menerima asupan untuk imun tubuh berupa imunomodulator. Dexa Medica sebagai salah satu perusahaan farmasi Nasional di Indonesia memproduksi Stimuno yang berfungsi
sebagai imunomodulator untuk meningkatkan daya tahan tubuh, mencegah sakit, dan mempercepat proses penyembuhan. Stimuno saat ini sudah dipasarkan ke manca negara,
bahkan Stimuno pernah mendapatkan penghargaan Primaniyarta karena telah go international.
Stimuno yang merupakan Obat Modern Asli Indonesia atau OMAI merupakan produk obat berbahan baku alam Indonesia yang ditemukan oleh ilmuwan Indonesia. Penciptaan OMAI
ini merupakan salah satu upaya Dexa Group untuk melakukan substitusi bahan baku farmasi impor, sekaligus mendorong pecepatan kemandirian bahan baku farmasi seperti
yang telah diinstruksikan Presiden Joko Widodo dalam Inpres 6 Tahun 2016. Beberapa OMAI yang sudah dipasarkan di antaranya HerbaKof, HerbaCold, Inlacin, Redacid,
Asimor, Disolf, dan lain-lain.
Lebih lanjut Dr. Raymond menjelaskan Stimuno merupakan OMAI yang terbuat dari ekstrak tanaman meniran (Phyllanthus niruri) yang diproduksi secara organik. Selain itu,
Stimuno sudah bersertifikat BPOM Fitofarmaka yang telah teruji klinis baik khasiat maupun keamanannya.
“Stimuno bekerja membantu merangsang tubuh memproduksi lebih banyak antibodi dan mengaktifkan sistem kekebalan tubuh agar daya tahan tubuh bekerja optimal. Dengan cara
kerja ini, Stimuno sangat efektif untuk meningkatkan daya tahan tubuh bagi orang yang sedang sakit maupun mengantisipasi terjangkitnya wabah penyakit,” kata Dr.
Raymond.
Bukti klinis terhadap khasiat Stimuno, pernah diujikan pada penyakit infeksi saluran pernapasan akut (ISPA). Dalam pengujian ini, penggunaan ekstrak tanaman
Phyllanthus niruri pada pasien anak-anak dengan ISPA memberikan indikasi positif dapat mempercepat penurunan demam.Info