WARTABUANA – Sejumlah artis top Batak sukses menghibur dan mengobati kerinduan ribuan penonton berdarah Batak lintas generasi dari Jabodetbek. Acara bertajuk “Konser Anak Ni Raja” ini memiliki misi melestarikan budaya Batak yang dikemas modern dengan orkestra menarik.
Sejak Sabtu sore (18/5/2024), tampak antrian penonton sudah mengular di pintu masuk Bekasi Convention Center, Mega Bekasi. Terlihat remaja sampai paruh baya antusias ingin segera menyaksikan penampilan penyanyi seperti Posan Tobing, Novita Dewi , Alex Hutajulu , Vicktor Hutabarat, Rani Simbolon , Ossen Hutasoit , Dorman Manik, Jun Munthe dan Duo Naimarata.
Nama-nama artis itu sudah melekat di hati orang-orang Batak, termasuk yang menetap di Jabodetabek. Apalgi sebagian dari mereka sudah viral di berbagi platform media sosial, salah satunya Jun Munthe. “Ini kesempatan bagi kami keturunan Batak menonton konser megah bernuansa Batak,” ujar Yulianti yang datang dari Tangerang.
Melihat antusiasme itu, Posan Tabing, penggas konser ini merasa tujuan mereka menggelar konser ini akan terwujud. “Kami ingin melestarikan budaya Batak yang mulai ditinggalkan anak-anak muda. Bahkan banyak yang bisa berbahasa Batak,” ujar Posan Tobing.
Menurut musisi papan atas ini, Indonesia kaya dengan adat istiadat dan musik daerah yang terkenal bahkan hingga ke kancah Internasional, salah satunya adalah Musik Batak. Bahkan tak dipungkiri jika banyak musisi dan penyanyi Batak terkenal bahkan hingga ke luar negeri. Berdasarkan hal tersebut, kami menggagas konser ini.
Konser Anak Ni Raja diselenggarakan dengan misi untuk melestarikan kebudayaan Batak melalui konser musik yang akan mengangkat karya putra-putri Batak, agar generasi muda dan masyarakat Internasional tertarik untuk mengenal kebudayaan Batak dengan sajian musik orkestra berkelas Internasional.
Konser Anak Ni Raja ini akan dibalut dengan arrasement terbaik oleh Posan Tobing serta diperkuat dengan unsur orkestra yang membuat konser akan semakin berkelas dan berkualitas.
Dukungan dari berbagai sponsor seperti Vany Songket, Baba Parfum, dan Angker Bir, menjadi bukti bahwa upaya melestarikan budaya tidak hanya datang dari para seniman, tetapi juga dari dunia usaha.[]