WARTABUANA – Pandemi Covid-19 yang melanda dunia serta Indonesia, membuat kita harus di rumah saja. Akibatnya, hampir semua orang tidak bisa beraktifitas dan menjalankan profesinya. Namun, di saat sulit ini Ratu Bidadari, artis multi talenta, masih bisa berkarya di rumah dengan menghasilkan dua lagu, yakni ‘Sujudku’ dan ‘Jangan Mudik Dulu’.
Virus mengingatkan kita — bahwa nasib kita saling terkait. Virus mengingatkan kita — bahwa kebebasan ada di tangan kita sendiri. Kita dapat memilih untuk bekerjasama dan saling membantu, berbagi, memberi, serta mendukung satu sama lain.
“Atau kita memilih menjadi egois, menimbun dan merawat diri. Hanya ketika sulitlah kita dapat melihat wajah sejati seseorang,” ujar Ratu Bidadari, saat dijumpai wartawan dalam pertemuan terbatas, di acara reality show ‘Kita Berbagi – Masalah Pergi’ di Sanggar Humaniora, Kranggan Permai, Jatisampurna, Kota Bekasi, Rabu (29/04/2020).
Virus mengingatkan kita bahwa masyarakat kita telah menjadi obyek pertama. “Ketika kita menghadapi kesulitan, kita ingat bahwa kebutuhan dasar kita adalah makanan, air minum; mineral, dan obat-obatan, bukan barang mewah,” tukas penyanyi dan bintang sinetron ini.
Inilah salah satu bentuk empati, Ratu Bidadari, ketika wabah virus Corona Covid-19 benar-benar melumpuhkan sendi-sendi psikologis, sosial, perekonomian masyarakat – tidak hanya di Indonesia, tapi juga dunia. Wabah ini, kata dia, juga berpengaruh terhadap usaha para artis yang tidak bisa menjalankan aktivitas produktifnya.
Pandemi ini sangat berpengaruh dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk kehidupan para seniman. “Job manggung sepi, dan bahkan nyaris tidak ada. Kami harus ada job lain, tapi kan tidak semua seniman bisa seperti itu. Makannya kita ingin cepat normal seperti semula. Teman-teman tetap bisa kreatif untuk menyambung hidup. Saya percaya ada tujuan spiritual di balik pandemi Covid 19 ini,” ujar Ratu.
Dalam situasi seperti ini, kata Ratu, pentingnya kita memberi empati, tolong-menolong pada sesama seniman, dan masyarakat yang membutuhkan. “Ini penting untuk menumbuhkan rasa simpati dan empati pada sesama. Baik kepada seniman dan atau warga masyarakat. Mudah-mudahan semua segera berakhir. Di bulan Ramadhan penuh berkah ini semoga doa-doa kita di- ijabah oleh Allah SWT, dan wabah ini berlalu dari Indonesia,” harapnya.
Satu hal yang wajib disyukuri, kata Ratu, dalam situasi Pandemi Covid 19 ini, dia masih tetap bisa berkreasi, dan produktif. “Alhamdulillah, dalam situasi gerak kita terbatas tapi masih tetap berkarya. Saya bikin single lagu baru genre religi, judulnya ’Sujudku’ sesuai dengan momen Ramadhan. Lagunya sudah bisa dinikmati melalui konten youtube https://youtu.be/3Y7ZDHjYQLU ,” terang Ratu.
Proses produksinya, kata Ratu, juga dilakukan di rumah. “Kita taat aturan Pemerintah, agar di rumah saja. Shooting di rumah dengan tim yang sedikit tidak ramai-ramai. Semua setting kita buat dalam rumah, garasi, gudang, hutan di belakang rumah, semua kita selesaikan di rumah. Sangat diminimalisir yang penting tetap berkarya dan hasilnya insya Allah dapat dinikmati masyarakat,” ungkapnya.
Pada masa situasi pandemi Covid 19 ini, Ratu juga dipercaya oleh salah satu instansi Pemerintah untuk menyampaikan himbauan melalui lagu. Lagu tersebut menghimbau agar pada saat Idul Fitri nanti tidak mudik dulu. Ikuti anjuran Presiden dan Pemerintah agar jangan keluar rumah, dan tidak kemana-mana, tetap stay at home. Lagunya berjudul, ’Jangan Mudik Dulu’.
“Semoga lagu ini mengena di masyarakat, dan terketuk hatinya tidak mudik dulu. Sebab situasinya memang lagi kurang memungkinkan. Semua menginginkan kondisi normal bisa mudik dan silaturrahmi. Namun karena situasinya seperti ini diharapkan semua pihak dapat menahan diri,” harap Ratu.
Multi Talenta
Ratu Bidadari, mengawali karyanya di jagad musik dengan merilis lagu ‘Kawin 5 Kali’, ‘Janda 2 kali,’ dan ’Somasi Cinta,’ ciptaan Sandy Sulung. Menyusul kemudian tembangnya, ‘Mana Tanggung Jawabmu’, ciptaan H. Ukat S, ‘Menunggu Giliran’ dan ’Ikhlas,’ (Ade Bentar), ‘Lagu Tentang Cinta’ NN/Ade Bentar, yang diaransemen Eldikry. Ratu juga pernah merilis lagu ‘Tak Bisa Dibeli’, ciptaan Ian Kasela ‘Radja’. Untuk lagu tema religi kembali dirilis Ratu, berjudul ‘Sujudku’, merupakan ciptaan Momsky, yang diaransemen Sandy Sulung.
Artis penyanyi kelahiran Karawang, 30 April 1987 ini, terbilang artis serba bisa. Tidak hanya merambah di dunia tarik suara, melainkan juga membintangi beberapa film televisi serial dan cerita lepas. Sinetron yang pernah diperaninya, antara lain; ‘Santet Goyang Dangdut’, ‘Hantu Diskotik Kota’, ‘Artis Instagram’, ‘Cantik Ketok Magic’, ‘Wahana Rumah Hantu, serta Film Televisi (FTV) ‘Teror Goyang Pantura’, dan ‘Harum Surga di Jasad Hina’.
Ratu Bidadari ingin menjadi perempuan yang menembus batas; multi talent; serba bisa. “Kenapa tidak, mengembangkan karir dan potensi di bidang lain. Selagi ada kesempatan dan kita mampu,” ujar artis bernama lengkap Rizka Ratu Selvira ini.
Ratu Bidadari juga menyukai hal-hal baru. “Perbanyak teman. Senang bertemu dengan banyak orang baru. Mendapatkan ilmu dan tukar pengalaman dengan mereka, yang dapat diexplore melalui proses waktu,” ujar artis yang gemar berorganisasi ini.
Ratu Bidadari aktif di Yayasan Peduli Perempuan dan Anak (YPPA), Gerakan Anti Narkoba (GANAR), Selebriti Club, serta gabung di Sahabat Artis Nusantara. Ia juga Ketua Radio Antar Penduduk Indonesia/JZ30RTU (RAPI) Kabupaten Lebak Banten.
Sumbang Pemulung Renta
Pada kesempatan tersebut, Ratu menyerahkan bantuan ke Tim Relawan Rumah Singgah Bunda Lenny Humaniora Foundation, dalam bentuk kebutuhan pokok (beras, mie instan, minyak, gula, kopi, dan lain-lain).
Di acara reality show ‘Kita Berbagi – Masalah Pergi’ para narasumber tidak dibayar. Sebaliknya menjadi donatur yang dengan sukarela memberikan bantuan, sumbangan dalam bentuk tak terbatas jenis dan ragamnya. Ratu menyerahkan bantuan untuk pemulung janda lanjut usia binaan Rumah Singgah Bunda Lenny Humaniora Foundation.
Sementara TV Budaya, televisi komunitas yang menyiarkan program ini. Sanggar Humaniora mendistribusikan bantuan tersebut ke para pemulung, janda lanjut usia, serta para pekerja keras di sektor non-formal. Antara lain, buruh bangunan, pekerja galian tanah, petugas kebersihan angkut sampah, pembantu rumah tangga (PRT), pedagang keliling, pengamen, serta profesi lainnya, yang lagi kesulitan akibat terimbas wabah Covid 19.
“Apa yang kami berikan bukan terletak pada nilainya. Melainkan bagaimana kita menginspirasi, menanamkan jiwa empati dan peduli. Melalui program ini diharapkan dapat menjadi syiar kemanusiaan, memotivasi, mengedukasi, serta menjadi inspirasi yang mengilhami, meneladani, dan menggerakkan hati, serta menebar kebaikan untuk kemanusiaan yang lebih besar,” harap artis yang, pada hari Kamis, 30 April 2020, berulang tahun yang ke-33 ini. (lahir di Karawang, 30 April 1987).[]