Orang-orang berpose untuk difoto di area foto “Black Myth: Wukong” dalam ajang Gamescom 2024 di Cologne, Jerman, pada 22 Agustus 2024. (Xinhua/Zhang Fan)
BEIJING, 27 Agustus (Xinhua) — Serangan ringan, serangan fatal, gerakan menghindar, gerakan melumpuhkan lawan, dan transformasi. Ketika jutaan pemain gim “Black Myth: Wukong” bertarung melawan musuh-musuh mereka dengan rangkaian keterampilan dan kemampuan yang tidak terbatas, banyak yang bertanya-tanya bagaimana gerakan-gerakan memukau ini ditampilkan.
Dianggap sebagai gim stand-alone buatan China pertama yang berbiaya fantastis, bervolume tinggi, dan berkualitas tinggi, “Black Myth: Wukong” melakukan investasi besar-besaran dalam penggunaan teknologi penangkap gerakan (motion capture) canggih untuk memasukkan seni bela diri di dunia nyata ke dalam gim.
Melalui teknologi ini, gerakan lincah yang dilakukan para pemeran pengganti profesional yang mengenakan pakaian khusus dengan titik-titik reflektif direkam dari semua sudut, diproses menjadi data virtual, hingga akhirnya ditampilkan melalui karakter dalam gim.
Yin Kai, yang berasal dari Provinsi Shandong, merupakan salah satu kru motion captureuntuk gim ini. Dia memperagakan sebagian besar adegan laga untuk tokoh protagonis dalam gim ini, yakni karakter monyet yang didasarkan pada novel klasik China berjudul “Journey to the West” (Perjalanan ke Barat).
“Banyak orang memiliki impian masa kecil untuk menjadi karakter Raja Kera. Karena saya juga terlatih dalam seni bela diri yang menggunakan tongkat ala Raja Kera, saya pun langsung menerima tawaran pekerjaan ini,” kata Yin seperti dikutip dalam artikel yang dirilis oleh China Media Group.
Terinspirasi sejumlah aktor televisi, seperti Jackie Chan dan Jet Li, penggemar Kungfu muda ini mulai berlatih bela diri sejak berusia lima tahun dan mengambil jurusan pertunjukan seni bela diri di Universitas Olahraga Shanghai.
Untuk membuat adegan pertarungan menjadi lebih menarik baik secara teknis maupun artistik, Yin memadukan berbagai elemen dari seni bela diri China dan opera tradisional.
Dia juga menggunakan gerakan tubuh yang kompleks untuk mengekspresikan berbagai sisi dari karakternya. Sebagai contoh, Yin menyelami pengamatan dan peniruan yang sangat cermat untuk menampilkan secara jelas sifat kehewanan dan kecerdasan tokoh protagonis dalam gim ini.
“Setiap kali kami memulai pengambilan gambar untuk sebuah karakter, kami akan berdiskusi terlebih dahulu dengan para sutradara mengenai kepribadian, latar belakang, senjata andalan, jurus, dan sebagainya.”
Bagi kru motion capture, gerakan yang sempurna di layar gim mungkin memerlukan beberapa kali revisi di belakang layar. “Terkadang syuting bisa dimulai sekitar pukul 10.00 dan berakhir pada pukul 02.00 dini hari keesokan harinya,” kata Yin.
Sejak dirilis pada 20 Agustus, “Black Myth: Wukong” telah mengguncang dunia gim. Gim ini sukses terjual sebanyak lebih dari 10 juta kopi di semua platform dalam waktu tiga hari setelah dirilis. Pengembangnya, Game Science, mengungkapkan bahwa jumlah pemain yang memainkan gim ini secara bersamaan di semua platform telah melampaui angka 3 juta.
Sejumlah media gim terkemuka memuji berbagai aspek dari gim ini. PC Gamer memuji “pertarungannya yang ekspresif,” sementara IGN menyebutnya sebagai “gim laga yang hebat dengan pertarungan yang fantastis, bos-bos musuh yang seru, rahasia yang membuat penasaran, dan dunia yang indah.”
Sebagai salah satu partisipan dalam produksi gim ini, Yin juga ikut merasakan kebanggaan dan kegembiraan setelah gim ini meraih kesuksesan. “Melihat penampilan saya dicintai oleh para gamer membuat saya merasa semua kerja keras yang saya lakukan tidak sia-sia,” ujarnya. [Xinhua]