PHNOM PENH, Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Pertemuan Asia-Eropa (Asia-Europe Meeting/ASEM) ke-13 dimulai pada Kamis (25/11) di bawah kepemimpinan Kamboja, dengan fokus utama pada multilateralisme dan pemulihan pasca-COVID-19.
Pertemuan tersebut, yang mengusung tema “Memperkuat Multilateralisme untuk Pertumbuhan Bersama”, digelar via konferensi video di tengah pandemi COVID-19.
Berpidato pada upacara pembukaan, Perdana Menteri Kamboja Samdech Techo Hun Sen mengatakan kini sangatlah penting bagi mitra ASEM untuk memperkuat multilateralisme demi pertumbuhan global bersama dan berkelanjutan.
“Faktanya, di dunia krisis pasca-COVID-19, kita perlu lebih memperkuat kemitraan Asia-Eropa kita demi mempertahankan multilateralisme yang kuat yang akan membawa pertumbuhan global yang tidak hanya berkelanjutan, tetapi juga dapat dinikmati bersama,” katanya.
Pemimpin Kamboja itu mengatakan pertemuan tersebut telah menetapkan tujuannya berdasarkan prinsip-prinsip pertumbuhan bersama, pembangunan berkelanjutan, dan multilateralisme berbasis aturan.
“Sebagai platform multilateral penting yang menghubungkan Asia dan Eropa, ASEM adalah kekuatan global yang esensial dan kuat,” katanya. “Dalam semangat ini, kerja sama dan kemitraan ASEM untuk multilateralisme yang solid dan efektif serta tatanan internasional berbasis aturan haruslah bertindak sebagai semangat pemandunya.”
ASEM, didirikan pada 1996, adalah platform informal untuk dialog dan kerja sama antara Asia dan Eropa.
Hun Sen mengatakan saat eksistensi ASEM bergerak menuju dekade berikutnya, semua mitra ASEM memiliki tanggung jawab bersama untuk memastikan bahwa ASEM terus menjadi platform antarkawasan yang esensial dan kuat yang dapat membawa manfaat besar bagi rakyatnya dan dapat membuat kontribusi yang bahkan lebih besar lagi bagi perdamaian, stabilitas, kemakmuran, dan pembangunan dunia.
Dia mengatakan tujuan utama KTT tersebut adalah memperdalam konektivitas antarkawasan untuk pembangunan berkelanjutan dan inklusif serta pertumbuhan bersama, mempromosikan kemitraan antarkawasan untuk tata kelola global, meningkatkan efektivitas sistem multilateral berbasis aturan, serta memanfaatkan antara lain inovasi, konektivitas digital, dan Revolusi Industri keempat.
Charles Michel, Presiden Dewan Eropa, mengatakan Eropa percaya pada multilateralisme dan tatanan internasional yang terbuka dan berbasis aturan, mengatakan bahwa negara-negara Eropa siap untuk memperdalam kerja sama saling menguntungkan dengan negara-negara Asia.
“Kerja sama multilateral dan khususnya hubungan Eropa-Asia yang sangat kuat sangat penting untuk pemulihan global kita,” katanya.
Sementara itu, Ursula von der Leyen, Presiden Komisi Eropa, mengatakan KTT dua hari itu adalah kesempatan untuk memperkuat kerja sama mengenai isu-isu yang penting bagi kemakmuran dan keamanan kedua kawasan dan sekitarnya, dan bahwa mitra ASEM perlu bekerja lebih erat untuk pulih dari pandemi.
Diproduksi oleh Xinhua Global Service