WARTABUANA – Ratu Bidadari merasa sreg menjadi penyanyi di genre dangdut. Selain penuh warna, dangdut sudah merambah kesemua kelas sosial dan lintas generasi. Di era ‘kid jaman Now’ dalam proses transisi budaya, dangdut hadir semakin dinamis.
“Dangdut bagi saya adalah musik ‘jaman now’ yang harus Tetap Berjaya hingga di panggung dunia. Saya berharap para seniman musik dangdut tetap konsisten dan mendedikasikan kreativitas dan passion-nya,” ujar Ratu Bidadari, kepada sejumlah wartawan media hiburan, di lokasi shooting klip lagu ‘Jaman Now’ di studio Produksi Film Negara (PFN), Otista, Jakarta Timur, Minggu (4/2/2018).
Menurut Ratu, lagu dangdut adalah daya yang kuat dan unik dalam budaya orang Indonesia ‘Jaman Now’. “Lagu dangdut terbuka dengan segala kolaborasi. Bahkan lagu genre lain bisa dibuat versi dangdutnya. Tak sedikit lagu hits dari berbagai genre, menjadi lebih populer setelah diaransemen ulang dengan versi dangdut,” ujar pengagum Raja Dangdut Rhoma Irama ini.
Menyoal tembang ‘Jaman Now’ yang dinyanyikannya, Ratu cukup peduli dengan fenomena ‘Kids Jaman Now.’ Ratu mengharapkan lagu ini menginspirasi para Ratu rumah tangga; para Bunda, yang sejatinya adalah pendidik selamanya.
“Ratu rumah tangga itu adalah, para ibu Indonesia, pendidik selamanya. Guru di sekolah adalah pendidik temporer. Para ibu harus ambil peran di tengah persoalan kids ‘Jaman Now’ yang makin kompleks, terutama menyangkut degradasi moral. Saya kira ini pesan moral, atau best moment yang terjadi saat ini,” ungkap lulusan Sekolah Tinggi Ilmu Sosial & Ilmu Pemerintahan (STISIP) Sukabumi ini.
Lagu ‘Jaman Now’ ciptaan Yanda Bebeh dan Eldikry diiringin musik easy listening dengan struktur ritme dinamis; nge-beat sehingga enak untuk bergoyang. “Musik dangdut paling enak didengar dan enak buat joged. Meskipun saya juga adalah singer yang all round, but dangdut its the music is my country,” ujar penyanyi yang telah merilis tak kurang dari 10 lagu ini.
Ratu Bidadari, mengawali karyanya di jagad musik dengan merilis lagu ‘Kawin 5 Kali’, ‘Janda 2 kali, dan “Somasi Cinta,” ciptaan Sandy Sulung. Menyusul kemudian tembangnya, ‘Mana Tanggung Jawabmu’, ciptaan H. Ukat S, ‘Menunggu Giliran’ dan Ikhlas, (Ade Bentar), ‘Lagu Tentang Cinta’ NN/Ade Bentar, yang diaransemen Eldikry. Ratu juga pernah merilis lagu ‘Tak Bisa Dibeli’, ciptaan Ian Kasela ‘Radja’. Untuk tema religi Ratu merilis lagu ‘Sujudku’, ciptaan Momsky, yang diaransemen Sandy Sulung.
Penyanyi kelahiran Karawang, 30 April 1987 ini, terbilang artis serba bisa. Tidak hanya merambah di dunia tarik suara, melainkan juga membintangi beberapa film televisi serial dan cerita lepas. Sinetron yang pernah diperaninya, antara lain; ‘Santet Goyang Dangdut’, ‘Hantu Diskotik Kota’, ‘Artis Instagram’, ‘Cantik Ketok Magic’, ‘Wahana Rumah Hantu, serta Film Televisi (FTV) ‘Teror Goyang Pantura’, dan ‘Harum Surga di Jasad Hina’.
Ratu Bidadari ingin menjadi perempuan yang menembus batas; multi talent; serba bisa. “Kenapa tidak, mengembangkan karir dan potensi di bidang lain. Selagi ada kesempatan dan kita mampu,” ujar artis bernama lengkap Rizka Ratu Selvira ini.
Ratu Bidadari juga menyukai hal-hal baru. “Perbanyak teman. Senang bertemu dengan banyak orang baru. Mendapatkan ilmu dan tukar pengalaman dengan mereka, yang dapat diexplore melalui proses waktu,” ujar artis yang gemar berorganisasi ini.
Ratu Bidadari aktif di Yayasan Peduli Perempuan dan Anak (YPPA), Gerakan Anti Narkoba (GANAR), Selebriti Club, serta gabung di Sahabat Artis Nusantara. Ia juga Ketua Radio Antar Penduduk Indonesia/JZ30RTU (RAPI) Kabupaten Lebak Banten.[]