Foto tak bertanggal ini menunjukkan sebuah mahkota kuno yang dikembalikan ke Kamboja dari Inggris. (Xinhua/Kementerian Kebudayaan dan Seni Rupa Murni Kamboja)
Perdamaian dan stabilitas politik telah memberikan kesempatan bagi Kamboja untuk mengambil kembali 77 perhiasan kuno, yang dijarah dari kerajaan ini selama masa perang, kata Menteri Kebudayaan dan Seni Rupa Murni Kamboja.
PHNOM PENH, 21 Februari (Xinhua) — Sebanyak 77 perhiasan kuno Kamboja yang hilang, diserahkan oleh keluarga mendiang kolektor barang antik Douglas Latchford, dan dikembalikan ke Kamboja dari Inggris, demikian pernyataan pers Kementerian Kebudayaan dan Seni Rupa Murni Kamboja pada Senin (20/2).
Tiba di Kamboja pada Jumat (17/2) lalu, kepingan emas dan logam mulia lainnya, yang dibuat pada periode pra-Angkorian dan masa kejayaan Angkorian, meliputi beragam mahkota, kalung, gelang, sabuk, anting, dan jimat, kata pernyataan itu.
Beberapa di antaranya telah ditampilkan dalam buku berjudul “Khmer Gold: Gifts of the Gods”, yang ditulis bersama oleh Emma C. Bunker dan Douglas A.J. Latchford (2008), ungkap pernyataan itu, menambahkan bahwa banyak dari objek itu yang belum pernah dilihat oleh publik sebelumnya.
Pernyataan tersebut mengatakan bahwa koleksi yang dikembalikan ini merupakan tambahan dari artefak-artefak batu dan perunggu lainnya yang sudah dikembalikan dari Inggris ke Kamboja pada September 2021.
Foto tak bertanggal ini menunjukkan sebuah mahkota kuno yang dikembalikan ke Kamboja dari Inggris. (Xinhua/Kementerian Kebudayaan dan Seni Rupa Murni Kamboja)
Menteri Kebudayaan dan Seni Rupa Murni Kamboja Phoeurng Sackona mengatakan bahwa perdamaian dan stabilitas politik telah memberikan kesempatan bagi Kamboja untuk mengambil kembali harta tak ternilai yang dijarah dari kerajaan tersebut selama masa perang yang terjadi puluhan tahun silam.
“Pengembalian harta nasional ini membuka sebuah era baru pemahaman dan keilmuan tentang Kerajaan Angkor dan signifikansinya bagi dunia,” ujarnya.
Sackona juga menyerukan kepada para individu, museum, dan institusi lain di seluruh dunia yang memiliki artefak-artefak Kamboja untuk mengembalikannya ke negara Asia Tenggara itu.
“Kami menganggap pengembalian seperti itu sebagai tindakan mulia, yang tidak hanya menunjukkan kontribusi penting bagi budaya sebuah bangsa, tetapi juga berkontribusi bagi rekonsiliasi dan penyembuhan warga Kamboja yang mengalami perang saudara selama berdekade,” katanya.
Pada 18 September 2020, keluarga Latchford setuju mengembalikan seluruh koleksi barang antik Kamboja yang luar biasa itu ke Kamboja setelah tiga tahun bernegosiasi, menurut kementerian itu. [Xinhua]