JAKARTA, WB – Hari ini, atau tepatnya 20 tahun silam, seniman betawi Benyamin Sueb meninggal dunia. Aktor, pelawak, sutradara, dan juga penyanyi itu tutup usia akibat serangan jantung.
Seniman yang kerap disapa bang Ben itu dimakamkan di TPU Karet Bivak, Jakarta. Itu dilakukan sesuai wasiat yang ditulisnya, agar dia dimakamkan bersebelahan dengan makam Bing Slamet yang dia anggap sebagai guru, teman, dan sosok yang sangat mempengaruhi hidupnya.
Bungsu delapan bersaudara pasangan Suaeb-Aisyah ini lahir di Kemayoran, Jakarta, 5 Maret 1939. Sejak berusia dua tahun, Benyamin telah ditinggal meninggal ayahnya. Pada umur tiga tahun, Benyamin mulai mengamen keliling kampung. Hasil dari mengamen untuk biaya sekolah kakak-kakaknya.
Beranjak dewasa, Benyamin pernah bercita-cita menjadi pilot, namun dilarang ibundanya. Dia sempat menjadi pedagang roti dorong, menjadi kernet bus. Pernah juga ikut latihan dasar kemiliteran, bekerja di Bagian Amunisi Peralatan AD (1959-1960), Bagian Musik Kodam V Jaya (1957-1969), dan Kepala Bagian Perusahaan Daerah Kriya Jaya (1960-1969).
Kesuksesan di bidang musik diawali dengan bergabungnya Benyamin dengan grup Naga Mustika. Grup ini yang mengantarkan nama Benyamin sebagai salah satu penyanyi terkenal di Indonesia.
Lagu hasil karyanya seperti Si Jampang (1969) sukses di pasaran, dilanjutkan dengan lagu Ondel-Ondel (1971). Kompor Mleduk, Tukang Garem, dan Nyai Dasimah, juga merupakan sederetan lagunya yang laris di pasaran.
Lewat popularitas di dunia musik, Benyamin mendapatkan kesempatan bermain film. Beberapa filmnya, seperti Banteng Betawi (1971), Biang Kerok (1972), Intan Berduri, serta Si Doel Anak Betawi (1976) yang disutradarai Syumanjaya, semakin mengangkat ketenarannya. Sepanjang hidupnya, seniman asli Betawi ini menghasilkan lebih dari 75 album musik dan 53 judul film.
Dalam rangka mengenang karya seniman yang akrab disapa Bang Ben itu, hari ini, Sabtu (5/9/2015), Bens Radio 106,2 FM dan Yayasan Benyamin Sueb menggelar acara #20TahunBangBenDalamKenangan[]