WARTABUANA – Pedangdut Velline Chu mendatangi Komnas Perempuan pada Rabu (6/11/2019) untuk mendapatkan keadilan. Sebelumnya pemilik single “Goyang Pantura”ini telah mengadukan kasusnya ke Polda Metro Jaya, namun belum ada perkembangan.
Selain ditemani Leo Situmorang SH selaku kuasa hukumnyaVelline juga didampingi rekan seprofesinya Wulan Kayla yang sama-sama bernaung di label Nagaswara. Seperti Velline, Wulan juga korban penganiayaan yang dilakukan pria yang sama.
“Sebelumnya kami juga sudah visum dan melapor ke Polda Metro Jaya. Kami memang ada rasa takut, apalagi ada ancaman pelaku jika memblow up kasus ini. Kami juga trauma. Maka kami di sini minta perlindungan Komnas Perempuan,” kata Velline.
Leo Situmorang, pengacara korban berharap dengan pengaduannya ke Komnas Perempuan, kasus ini bisa dapat perhatian lebih. Sehingga kasusnya cepat diproses.
Velline Chu mengaku pertemuannya dengan HS pertama kali lewat sebuah agency. Dari situlah ia memutuskan untuk membina hubungan dengan HS, hingga mendapatkan perlakuan kasar.
“Saya tidak tahu kok dia belakangan jadi cemburuan dan kasar. Dia cemburu kalau saya terima telepon. Jadi saya dapat telepon dari teman saya, kalau saya dapat job, dan pada saat itu dia langsung ambil handphone saya dan dibanting. Saya juga dapat perlakukan tidak baik, rambut saya dijambak, dan saya dibanting di kasur sebanyak dua kali,” ungkap Velline saat ditemui di Kantor Komnas Perempuan, Jakarta.
Menurut Velline, kejadian itu kemudian berulang lagi. “Ada kejadian lagi saat subuh, karena dia bermalam di rumah saya di apartemen. Kejadian kedua itu yang lebih parah, badan saya dibanting ke kasur, dan dari kasur itu saya sempet pingsan, ditonjok kepala saya sebelah kiri. Dan dari situ saya mengalami banyak trauma. Saya jadi sering pusing dan kadang mau pingsan,” ujar Velline.
Ditambahkan Velline selain dianiaya, mobilnya juga saat ini masih ada ditangan pelaku. “Mobil Ertiga saya juga masih dibawa pelaku,” kata Velline.
Korban lain, Wulan yang mengaku sempat menikah siri 18 maret 2018 lalu mengatakan dirinya juga mendapat penganiayaan dari pelaku HS.
“Saya sempat keguguran. Saya juga mendapat perlakuan yang sama, kasar, dianiaya, ditonjok. Saya juga tidak menyangka karena sebelumnya tak begitu,” kata Wulan.
Baik Velline maupun Wulan mengungkapkan, sejak kenal pelaku mengaku sebagai anggota Polri dengan pangkat AKBP. Meskipun tidak pernah melihat pria itu mengenakan seragam, namun kedua korban sempat diancam pakai pistol.
Kedua korban berharap pelaku bisa segera ditangkap dan jika ada korban lain agar segera melapor agar tidak ada lagi korban-korban lain.[]