JUDUL: Artefak kuno “peti mati hijau” milik Mesir dipulangkan dari AS
DATELINE: 3 Januari 2023
DURASI: 00:01:44
LOKASI: Kairo
KATEGORI: BUDAYA
SHOTLIST:
1. Berbagai cuplikan konferensi pers
2. SOUNDBITE (Bahasa Arab): SAMEH SHOUKRY, Menteri Luar Negeri (Menlu) Mesir
3. Berbagai cuplikan konferensi pers
STORYLINE:
Mesir pada Senin (2/1) mengumumkan bahwa sebuah penutup peti mati kuno, yang dikenal sebagai “Peti Mati Hijau”, telah dipulangkan dari Amerika Serikat (AS).
Artefak tersebut milik seorang pendeta bernama Ankh In Maat, yang berasal dari Periode Akhir Mesir Kuno (664-332 SM), kata Kementerian Pariwisata dan Kepurbakalaan Mesir dalam sebuah pernyataan.
Penutup peti mati hijau yang terbuat dari kayu itu memiliki panjang hampir 3 meter dan diukir dengan dekorasi berlapis emas dan tulisan hieroglif, menurut kementerian.
Artefak tersebut akan disimpan di Museum Mesir di Kairo untuk diperiksa dan dipelihara, imbuh pernyataan kementerian.
Enam belas artefak lainnya juga dipulangkan dari AS bersama dengan peti mati tersebut, lanjut kementerian.
Menteri Luar Negeri (Menlu) Mesir Sameh Shoukry bersama Menteri Pariwisata dan Kepurbakalaan Mesir Ahmed Issa menyaksikan upacara penyerahan artefak-artefak tersebut di kantor Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Mesir di Kairo.
SOUNDBITE (Bahasa Arab): SAMEH SHOUKRY, Menlu Mesir
“Pemulangan dan pengembalian peti mati hijau ini ke Mesir menjadi mata rantai baru dalam rangkaian upaya sukses yang dilakukan Kemenlu dalam melindungi warisan peradaban Mesir. Ini merupakan cerminan dari semangat kerja sama antara Mesir dan AS dalam melindungi hak kekayaan intelektual dan artefak selundupan.”
Issa mengatakan Mesir memandang penting pemulangan barang antik selundupan dan menandatangani banyak perjanjian kerja sama dengan negara lain, termasuk perjanjian yang ditandatangani antara Kemenlu Mesir dan Kemenlu AS pada 2016.
Di bawah perjanjian tersebut, banyak artefak penting telah dipulangkan, termasuk peti mati emas Nejim Ankh pada 2019, dan lebih dari 5.000 artefak pada 2021, imbuhnya.
Koresponden Kantor Berita Xinhua melaporkan dari Kairo.
(XHTV)