WARTABUANA – Bintang film Angelina Jolie yang juga utusan khusus Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR) mengutuk kekerasan seksual yang dilakukan tentara Myanmar kepada wanita Rohingya. Jolie berencana mengunjungi para korban kekerasan seksual itu.
Sejak akhir Agustus lebih dari 600.000 Muslim Rohingya telah meninggalkan Myanmar lantaran tindakan militer yang melakukan pembersihan etnis.
Perhatian Angelina Jolie terhadap kasus pelanggaran HAM ini disampaikan kepada Kementerian Luar Negeri Bangladesh.
Pada hari Kamis, Human Rights Watch yang berbasis di New York menuduh pasukan keamanan Myanmar melakukan pemerkosaan yang meluas terhadap perempuan dan anak perempuan sebagai bagian dari kampanye pembersihan etnis.
Tuduhan tersebut menggemakan sebuah tuduhan minggu ini oleh Pramila Patten, utusan khusus PBB untuk melakukan kekerasan seksual dalam konflik, yang mengatakan bahwa kekerasan seksual diperintahkan, diatur dan dilakukan oleh Angkatan Bersenjata Myanmar.
Tentara Myanmar mengeluarkan sebuah laporan pada hari Senin yang menolak semua tuduhan pemerkosaan dan pembunuhan oleh pasukan keamanan, beberapa hari setelah mengganti jenderal yang bertanggung jawab atas operasi tersebut.
Di parlemen pada hari Rabu, Perdana Menteri Sheikh Hasina mengatakan, Bangladesh akan mengatasi hambatan untuk menyelesaikan krisis Rohingya, dengan bantuan masyarakat internasional.
“Saya sangat yakin kita akan menemukan solusi damai untuk mengatasi krisis yang belum pernah terjadi sebelumnya dengan bantuan masyarakat internasional, terlepas dari berbagai hambatan,” katanya. Sudah ada sekitar 300 ribu pengungsi Rohingya di Bangladesh sebelum eksodus yang paling baru. []