NEW YORK CITY – Vaksin virus corona berperan besar dalam mencegah kasus rawat inap dan kematian di kalangan warga lanjut usia (lansia), salah satu kelompok paling rentan, ungkap sebuah penelitian baru yang dirilis Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan Amerika Serikat (AS).
Vaksinasi kemungkinan telah mencegah sekitar 265.000 infeksi virus corona, 107.000 kasus rawat inap, dan 39.000 kematian penerima manfaat Medicare di AS dalam lima bulan pertama tahun ini, menurut penelitian yang diterbitkan pada Selasa (5/10) itu, yang menggunakan data klaim individu dan tingkat vaksinasi di level county untuk memperkirakan dampak terhadap 62,7 juta penerima di negara tersebut.
Penelitian ini, yang menggunakan sampel dari 25,3 juta orang, menemukan penurunan angka kematian secara nasional di semua kelompok ras maupun etnis serta di seluruh 48 negara bagian yang tercakup di dalam sampel tersebut. Dampak terbesar dari vaksinasi terlihat pada etnis Indian Amerika dan Penduduk Asli Alaska, kelompok warga yang sangat terdampak parah oleh pandemi.
Pada Rabu (6/10), Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (Centers for Disease Control and Prevention/CDC) AS mengeluarkan pembaruan data bahwa 215.737.487 orang, atau 65 persen dari keseluruhan populasi AS, telah menerima setidaknya satu dosis vaksin COVID-19. Sementara itu, warga yang telah divaksinasi lengkap sebanyak 186.060.146 orang, atau 56 persen dari total populasi. Sebanyak 6.008.449 orang, atau 3,2 persen dari kelompok yang sudah divaksinasi lengkap, telah menerima suntikan penguat (booster).
SATU DEMI SATU PELAJARAN
“Pertambahan kasus, pasien rawat inap, maupun angka kematian menurun setelah AS mulai pulih dari lonjakan kasus yang persisten selama musim panas, yang memberikan tekanan besar terhadap berbagai rumah sakit di seluruh negara itu dan menewaskan lebih dari 100.000 warga Amerika dalam kurun waktu hanya tiga setengah bulan,” lapor The New York Times (NYT) pada Rabu.
Sampai dengan Selasa malam waktu setempat, kasus baru COVID-19 di AS mencatatkan rata-rata lebih dari 101.000 per hari selama sepekan terakhir, turun 24 persen dari dua pekan yang lalu. Laporan kematian baru turun 12 persen ke angka 1.829 per hari. Kasus rawat inap turun 20 persen dan untuk pertama kalinya sejak awal Agustus mencatatkan angka rata-rata di bawah 75.000 per hari, urai sebuah basis data NYT.
“Namun demikian, pejabat kesehatan masyarakat mengatakan bahwa pandemi tetap menjadi ancaman besar,” sebut laporan itu, menambahkan bahwa sebagian besar kematian COVID-19 dalam rentang waktu tersebut adalah orang-orang yang belum divaksinasi, dan sekitar 68 juta warga Amerika yang memenuhi syarat untuk divaksinasi masih belum diinokulasi. “Hal tersebut membuat negara ini rentan terhadap lonjakan lanjutan,” papar laporan.
“Kita masih belum terbebas dari bahaya,” kata Ali Mokdad, seorang pakar epidemiologi di Universitas Washington sekaligus mantan ilmuwan CDC, sebagaimana dikutip. “Virus ini terlalu oportunistis dan membuat kita memetik pelajaran demi pelajaran.”
TIGA HANTAMAN
“Brutalnya lonjakan kasus akibat varian Delta telah menimbulkan dampak keuangan serius terhadap sistem rumah sakit di beberapa wilayah dengan tingkat vaksinasi rendah di negara ini yang berjuang untuk merawat para pasien virus corona, bahkan saat mereka sendiri harus menghadapi penurunan pendapatan, pengurangan dana talangan, serta peningkatan biaya tenaga kerja,” lapor The Washington Post pada Rabu.
Khususnya, banyak rumah sakit di negara bagian dan wilayah pedesaan di AS selatan, bahkan di negara-negara bagian dengan tingkat vaksinasi yang tinggi, untuk sementara terpaksa kembali mengurangi prosedur medis elektif, seperti operasi penggantian pinggul yang memberikan pemasukan uang paling banyak, sebut laporan.
Sementara itu, tingkat kelelahan dan berkurangnya perawat membubung di berbagai institusi yang unit perawatan intensif dan bangsal COVID-19-nya kelebihan beban, sehingga mengakibatkan kekurangan tenaga kerja yang parah dan membuat biaya pekerja pengganti meningkat, papar sejumlah pejabat rumah sakit sebagaimana dikutip.
Mempekerjakan pekerja pengganti sementara mengakibatkan kenaikan biaya yang luar biasa; pendapatan vital dari operasi elektif lenyap; dan dukungan dari wajib pajak publik untuk membantu penyedia melewati krisis tahun lalu pun mengering. Semua faktor tersebut berpadu hingga membentuk “triple whammy” atau tiga hantaman besar bagi rumah sakit, lanjut laporan. [Xinhua]