WARTABUANA – Demi menjaga lingkungan dari ancaman sampah kemasan, dua profesional design product Adi Asmawan dan Ridha Zaki menghadirkan toko retail Saruga Package Free Shopping Store dengan konsep zero waste.
![](http://www.wartabuana.com/wp-content/uploads/2018/11/saruga3.jpg)
Konsep itu ‘mewajibkan’ pelanggan membawa sendiri tas atau kemasan untuk membawa belanjaannya. “Kami tidak menyediakan kemasan. Semua item yang kami jual tidak dalam kemasan, apalagi menggunakan kantong kresek,” ujar Adi Asmawan saat soft launching Saruga Package Free Shopping Store di kawasan Bintaro, Kamis (15/11/2018) lalu.
Menurut Adi, hadirnya Saruga merupakan bentuk kampanye agenda besar Sustainable Development Goals (SDGs) dari Persatuan Bangsa-bangsa (PBB). “Semua negara di dunia ikut menandatangani agenda besar itu, termasuk Indonesia,” ungkap Adi.
![](http://www.wartabuana.com/wp-content/uploads/2018/11/saruga.jpg)
Di point 12 SDGs itu, menurut Adi berkaitan dengan penanganan sampah rumah tangga. “Tujuannya untuk mengurangi sampah rumah tangga. Berbagai kebijakan SDGs bergerak secara global, termasuk di Indonesia. Semua gerakan itu ada disemua lini, termasuk di bisnis retail. Faktanya, dari sisi retail, paling banyak menghasilkan sampah kemasan yang terbuat dari plastik dan bahan lain,” jelasnya.
Dari 20 distributor itu, kami baru bisa menyediakan sekitar 320 item yang terdiri dari bahan makanan, sabun, bumbu, healthy care dan lainnya,”
![](http://www.wartabuana.com/wp-content/uploads/2018/11/saruga1.jpg)
Adi memaparkan, adanya konsep zero waste ini untuk memotong jalur produksi dan distribusi sampah kemasan. “Gerakan-gerakan seperti ini sudah lama ada dan dilakukan banyak komunitas, namun toko dengan konsep zero waste yang dilakukan Saruga masih sangat jarang. Dan Saruga inilah toko dengan konsep 100 persen tidak menggunakan kemasan yang pertama di Indonesia,” ujarnya.
Lantas, apa sih istimewanya Saruga? Sebagai bisnis retail yang tidak menggunakan kemasan, pengelola harus mencari partner distributor bahan makanan yang memiliki pemahaman sama tentang bahaya sampah kemasan. Sampai saat ini, Saruga sudah bekerja sama dengan sekitar 20 distributor.
“Para distributor mengirim produknya tidak menggunakan kemasan, tetapi menggunakan wadah atau kontainer yang bisa dipakai ulang. Biasanya kami saling tukar kontainer. Dari 20 distributor itu, kami baru bisa menyediakan sekitar 320 item yang terdiri dari bahan makanan, sabun, bumbu, healthy care dan lainnya,” jelas Adi.
Adi dan Ridha memilih kawasan Bintaro menjadi proyek awal berbisnis sambil kampanye zero waste lantaran di kawasan ini banyak komunitas aktivis dan pecinta lingkungan yang sudah lama terbiasa berbelanja tanpa menghasilkan sampah.
“Pelanggan membawa sendiri wadah beruba botol, toples atau sejenisnya untuk mengemas dan membawa belanjaan mereka. Kami juga menjual wadah dan kantong yang ramah lingkungan. Bagi sebagian besar pelanggan, hal itu sudah biasa,” ungkap Adi yang selain berjualan juga aktif mensosialisasikan misi zero waste-nya.
![](http://www.wartabuana.com/wp-content/uploads/2018/11/saruga4.jpg)
Sebelum menghadirkan Saruga, Adi dan Ridha membutuhkan waktu hingga 3 tahun untuk mempersiapkan konsep dan melakukan pendekatan kepada para calon distributor. “Saya datangi satu persatu untuk memberikan pemahaman tentang program zero waste,” kenangnya.
Baik Adi dan Ridha menyadari upaya mereka untuk berbisnis sambil mengkampanyekan penyelamatan lingkungan dari sampah akan mengalami banyak kendala. Namun mereka yakin, apapun yang diperbuat, jika awalnya dari niat baik, profit akan datang dengan sendirinya.
“Jika bicara bisnis sudah pasti cari untung. Bisnis dengan konsep harus berjalan secara pararel. Tidak bisa hanya cari untung saja, atau idealis semata menjalankan konsep zero waste saja. Jika tidak ada profit, bagaimana kelanjutan dari toko ini?” ungkap Adi.
Selama menjalankan bisnis ini, Adi dan Ridha akan terus melakukan kampanye kepada masyarakat luas agar masalah sampah dan gaya hidup minim sampah bisa terlaksana untuk menjaga ekosistem tetap terjaga dengan baik.
![](http://www.wartabuana.com/wp-content/uploads/2018/11/saruga2.jpg)
“Saruga berarti Surga, karena semua bahan makanan dari alam yang harus dijaga dan dikembalikan lagi ke alam dengan baik,” terangnya
Adi berharap, dengan adanya Saruga bisa membantu menjawab keresahan makin sulitnya menanggulangi masalah sampah, terutama kemasan plastik. “Nantinya, akan ada demo berbelanja tanpa kemasan, bagaimana menanggulangi sampah di rumah hingga konsep pengolahan sampah,” ujar Ridha.[]