WARTABUANA – Hampir 1.200 kasus penularan varian coronavirus telah dilaporkan di 50 negara bagian Amerika Serikat (AS), menurut data terbaru dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (Centers for Disease Control and Prevention/CDC) AS.
Sebagian besar dari kasus-kasus tersebut, atau 1.173 di antaranya, disebabkan oleh varian coronavirus yang dikenal sebagai B.1.1.7, yang awalnya terdeteksi di Inggris.
Ada 17 kasus galur (strain) baru yang awalnya ditemukan di Afrika Selatan, yang disebut B.1.351, dan tiga kasus strain P.1 yang pertama kali ditemukan di Brasil.
Jumlah kasus varian B.1.1.7 pekan lalu meningkat 61 persen dibandingkan pekan sebelumnya, ungkap CDC.
Ketiganya merupakan varian coronavirus dominan yang saat ini menyebar di AS, menurut CDC.
Berbagai varian SARS-CoV-2 telah muncul selama beberapa bulan terakhir, menarik perhatian para pakar kesehatan dan ilmu pengetahuan di seluruh dunia.
CDC dan mitra-mitranya meningkatkan jumlah spesimen yang diurutkan di laboratorium-laboratorium di seluruh AS.
Jumlah kasus COVID-19, rawat inap, dan kematian terus menurun di AS. Namun, meningkatnya penyebaran varian coronavirus juga meningkatkan kompleksitas untuk membendung pandemi dan memicu kekhawatiran besar di kalangan pakar dan pejabat.
Varian B.1.1.7 dan B.1.351 membuat para ilmuwan khawatir karena data yang muncul menunjukkan bahwa kemudahan penularannya meningkat, menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Journal of American Medical Association (JAMA).
Tiga varian coronavirus dominan saat ini menyebar di Amerika Serikat. B.1.1.7, yang awalnya terdeteksi di Inggris, dan B.1.351, yang pertama kali ditemukan di Afrika Selatan, membuat para ilmuwan khawatir karena data yang muncul menunjukkan kemudahan penularannya meningkat.
Varian B.1.351 mungkin sebagian atau seluruhnya bersifat resistan terhadap antibodi monoklonal SARS-CoV-2 tertentu yang saat ini diizinkan penggunaannya untuk pengobatan di AS, menurut penelitian tersebut.
CAL.20C, varian baru SARS-CoV-2, terdeteksi di California selatan di tengah lonjakan kasus penularan lokal dan kini menyebar ke seluruh AS dan bahkan keluar, menurut penelitian lain yang dirilis di JAMA.
Per 22 Januari, varian tersebut telah merebak hingga mencakup 35 persen dari semua galur coronavirus di California dan 44 persen dari semua sampel di wilayah selatan negara bagian itu. Varian CAL.20C juga terdeteksi di 26 negara bagian di AS dan negara-negara lainnya, menurut penelitian yang dilakukan oleh tim peneliti dari Cedars-Sinai Medical Center di Los Angeles.
AS telah melaporkan lebih dari 27,7 juta kasus dengan 486.500 lebih kematian terkait COVID-19 hingga Selasa (16/2) sore waktu setempat, menurut perhitungan waktu nyata oleh Universitas Johns Hopkins. [Xinhua]